25 July 2011

Doa Terakhirku



Gerimis turun bergantian. Semilir angin memetik bunga kamboja, menjatuhkannya di kepalaku seiring dengan kibasan sayap kupu-kupu yang kemudian hinggap di bahuku.

Warna hitam mendominasi pakaian yang dikenakan mayoritas orang.

Seperti sebuah elegi yang selalu bernuansa hitam menerjemahkan duka, beberapa orang terlihat menangis deras. Kami membentuk lingkaran mengelilingi pusara, membuatku mudah mengenali wajah-wajah mereka dengan jelas. Tunggu, siapa perempuan yang menghadap nisan itu? Penggungnya berguncang…

Astaga, apa itu tadi?
Rasa takut menjalar ke seluruh tubuh dan menguasaiku seketika. Ia membangunkan bulu kudukku. Mengalir bersama darah dan menggolakannya, berdetak bersama jantung dan mempercepat ritmenya.
Tiba-tiba pikiranku meluncur pada Rangga yang tengah terbaring lemah di rumah sakit Hasan Sadikin akibat dari penyakit leukimia yang dideritanya. Apa jangan-jangan ini adalah peringatan pemakaman Rangga yang akan segera terjadi? Karena… dari semua orang yang kulihat di pemakaman itu, tak kulihat Rangga di sana …

“Atos dugi, Neng,” kata supir taxi yang ku taksir usianya nyaris setengah abad.
“Oh, muhun, Pak. Ieu artos na,” jawabku sambil merogoh uang Rp.20.000 dari saku seragam.
“Eh, eta keresek kakantun, Neng!” katanya mengingatkanku yang sudah melangkah meninggalkan taxi.
“Eh, tuh nya, hilap, hatur nuhun, Pak. Mangga.”

Kalau bukan karena Rangga yang sedang dirawat, aku malas untuk berkunjung ke rumah sakit. Aroma beragam jenis obat yang khas slalu menyerang indra penciumanku ketika kulangkahkan kaki dipintu masuk. Belum lagi raut wajah orang yang berseliweran selalu terlihat redup. Kedua hal itu membuat rumah sakit terasa sangat menyeramkan bagiku.

Aku sampai di kamar inap Rangga. Kudapati ia tengah tertidur pulas dan mendengkur. Hati-hati, ku tarik kursi ke samping ranjang dan mendudukinya. Kemudian ku ambil setangkai mawar yang tadi sempat ku beli dari kumpulan kios penjual bunga di Wastu Kencana dan menaruhnya di atas meja di samping ranjang.
Lalu Rangga menggeliat bangun. Ia menebarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan.

“Oops… Maaf aku membangunkanmu. Aku berisik ya?”
“Ngga kok, aku hanya mencium wangi bunga mawar, Des… Hehe, kamu sudah lama datang?” tanyanya diiringi seutas senyuman dari wajah tampannya yang terlihat pucat.
“Belum lama, mungkin baru tiga menit. Bagaimana kabarmu? Udah baikan?”
“Yah, alhamdulilah. Sejauh ini Tuhan masih memberikan aku waktu, nggak tahu sampai kapan aku bisa bertahan.”

Oh Tuhan, hatiku tersayat mendengarnya.

“Hidup dan mati itu rahasia Tuhan. Kamu nggak boleh begitu saja berserah diri, kamu harus berusaha dulu untuk dapat bertahan hidup.”
“Memangnya apa yang bisa aku lakukan?”
“Kamu bisa berdoa. Kamu masih punya Tuhan untuk temanmu berkeluh kesah.”
“Aku ragu, apakah Tuhan masih bisa mendengar doaku dari dalam mimpi? Belakangan ini aku menghabiskan banyak waktu untuk tidur. Aku bahkan nggak bisa sembahyang, Des.”
“Rangga, terserah kamu mau tidur selama apapun. Tapi ingat, Tuhan ngga ikutan tidur. Dia akan slalu dengar doa umatnya, kapan pun, di mana pun…”
“Terkadang kalo aku lagi tidur, aku takut aku nggak akan pernah terbangun lagi,” tuturnya seraya mencoba tertawa untuk mencairkan suasana.
“Simpel saja, seandainya aku mengalami itu, maksudku tertidur tanpa terbangun lagi, aku hanya akan meminta satu hal pada Tuhan.”
“Apa itu, Des?” Tanya Rangga penasaran.
“Aku akan meminta Tuhan untuk mengubahku menjadi bunga mawar. Agar aku berhasil memastikan bahwa kamu hanya tertidur. Karena waktu mencium wangi bunga mawar, selelap apa pun tidurmu, pasti akan terbangun. Haha!”

“Hai, semuanya!” Teriak Frina ceria, meramaikan suasana, memotong percakapan kami. Parfumnya tercium semenjak ia menerobos masuk ke dalam. High heelsnya menghasilkan irama di setiap langkahnya. Ia menghampiri Rangga, mencium pipi dan mengusap keningnya. O’ow ciuman di pipi itu meledakkan bom di hatiku seketika.

Kenapa sih aku harus mencintai seseorang milik orang lain? Hatiku ini memang bisanya hanya merepotkan saja! Percayalah, tidak ada yang lebih menyedihkan dari sebuah rasa cinta yang terlarang tuk diungkapkan. Tapi rasa cinta itu sendiri pun tak bisa dienyahkan, sungguh tidak adil rasanya.

“Gimana kabarnya, Sayang?” tanya Frina sambil mengikat rambut panjangnya.
“Yah, seperti yang kamu lihat, belum ada kemajuan,” jawab Rangga sedih, kemudian melanjutkan kalimatnya, “Kamu darimana sih? Kok rapi banget?”
“Aku abis dari birthday party nya asisten dosenku, Ga. Tadinya sih aku nggak akan dateng, biar aku bisa menemani kamu di sini. Tapi kupikir lebih baik aku datang, karna aku sama dia sudah deket banget sih.”
“Perginya sama… Alvie?” tanya Rangga hati-hati. Mata Frina membelalak. Ia membuat jeda dan berpikir, “Hm? i.. iya… sama Defrina sama Siska juga kok, eh udah lama disini, Des?” tutur Frina berniat mengalihkan pembicaraan padaku.

Aku yang ditanya buru-buru melenyapkan imajinasi sebuah adegan yang ku bayangkan dimana aku sedang mencium pipi Rangga.
“Ah? Hmm… Belom kok, Na. Eh kamu mau kemana sih pake baju bagus gitu?”
“Eh si Neng, kan barusan udah cerita, aku abis dari birthday party nya temen. Dasar kamu mah… Hahahaha,” tuturnya sambil tertawa.

Entah lelucon itu memang garing, atau memang menyinggungku, aku sama sekali tak ingin tertawa. Aku terlalu sibuk memadamkan api cemburu yang mulai merayap ke ubun-ubun. Alhasil hatiku habis, hangus terbakar. Seandainya ada seseorang yang bersedia menadah serpihan abu dan memahatnya kembali menjadi utuh, pastilah aku akan berpaling dari Rangga untuk mencintainya.

Nama cowok yang di tanyakan Rangga tadi menguap begitu saja, seolah Frina membuatnya tabu untuk di bicarakan.

Lalu sesuatu tiba-tiba mengejutkanku. Ilusi tentang pemakaman yang ku saksikan di perjalanan menuju kemari menyeruak diantara aktivitas jutaan sel yang tengah sibuk berkoneksi di dalam otak. Kupikir Frina harus mengetahui mengenai hal itu…

“Na, temani aku ngopi di cafetaria yuk?”
“Mm, boleh deh, bentar ya, Sayang.” pamit Frina.
Kami berdua meninggalkan ruangan dan segera saja berbaur dengan gemuruh suara puluhan manusia yang bergema ke seluruh penjuru kantin.
“Na, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan sama kamu,” tuturku hati-hati.
“Ngomong aja, Des,” jawab Frina searaya meneguk kopi susunya.
“Tadi saat perjalanan kemari, aku seperti melihat sign… pemakaman… Rangga.”
Wajah Frina memucat di ujung kalimatku. Tatapan matanya menancap mataku dalam dan bertanya, “Maksud kamu?”
“I… iya, kamu tahu kan , kalo bakat six sense aku udah banyak kebuktian? Ingat waktu rumah Om Frans dan tante Gyna yang di Rancaekek mau terbakar tahun lalu? Aku sempat mencegahnya, kan ?”
“Jadi… kamu berharap Rangga akan mati?”
“Bukan! Bukan gitu maksud aku, Na… Aku hanya, hanya… memberitahumu apa yang kulihat.”
“Dengar ya, Des! Dari dulu aku nggak percaya sama bakat six sense kamu yang omong kosong itu, mungkin saja kasus rumah tante Gyna itu cuma kebetulan! Dan jujur Des… aku kecewa banget sama argumentasi kamu mengenai pemakaman Rangga itu!” bentak Frina.
“Na, apapun akan aku pertaruhkan untuk menjamin kalo penglihatan aku itu nggak akan benar-benar terjadi! Kamu pikir kematian Rangga itu sesuatu yang kutunggu-tunggu apa? Hah?”
“Sudahlah, Des. Aku takut ngomong sama kamu. Selama ini kita sahabatan tapi kamu nggak pernah bisa menghargai perasaan aku. Seharusnya kamu tahu, kalo pernyataan kamu itu bisa bikin aku sakit hati tahu nggak? Aku takut, Des!”
“Na, tujuanku cum-”
“Halah, sudah lah, Des!” bentak Frina sambil berdiri dan beranjak pergi. Untung aku sempat menarik lengannya, dan berkata, “Please, Na… kamu salah paham.”
Frina menepisnya, ia mengambil beberapa langkah ke depan dan berbalik, “Satu lagi, Des. Jangan pernah kamu jengukin Rangga lagi! Aku nggak mau kamu jadi malapetaka buat dia!” Tuturnya geram, meninggalkan aku serta percikan air mata yang terisak menangisi bayangannya yang perlahan menjauh.

Aku pulang dengan perasaan galau. Perkataan terakhir Frina bersorak meramaikan pikiranku, berdenyut di dalam hati. Menusuk ke setiap pori-pori kulit, menimbulkan rasa nyeri yang tak terperi.

“Halo, Sayang… Malem minggu kok sedih? Kenapa?” tanya mama lembut sambil menghampiriku yang meringkuk malas di atas tempat tidur.
“Nggak kok, Ma… Desti nggak sedih.”
Mama mengambil napas panjang dan berkata, “Ya udah kalo nggak mau cerita, tapi kamu nggak boleh sedih lagi, ya?” Ia mengusap lembut kepala dan mencium keningku. Mama memang masih memperlakukanku seperti gadis kecilnya yang rapuh, bukan gadis belia berumur tujuh belas tahun yang sudah mandiri. Tapi hal itu justru membuatku bingung, harus kubalas dengan apa semua kasihnya yang tanpa pamrih itu? Tak ada hal setara yang mampu menggantikannya.

“Eh, Ma…” panggilku.
“Iya, Sayang? Ada apa?”
“Mm… Boleh ngga malam ini Desti menginap di rumah sakit menemani Rangga?”
“Lho, memang bu Kartika kemana?”
“Mamanya Rangga kan lagi ada di Garut dan baru pulang besok pagi. Boleh ya, Ma?” Pintaku memohon dengan memasang muka memelas. Mama terlihat berpikir, “Lagipula kan sekarang malam minggu, Ma… Ya, ya, ya?” lanjutku dengan memaksa.
“Yahh… apa sih yang nggak buat kamu? Tapi pergi nya dianter sama Pak Lukman ya?”
“Oke deeh!”
“Ya udah kamu makan malem dulu gih, abis itu ganti baju pakai piyama, biar lebih nyaman. Titip salam buat Rangga ya, Des.”

Sepanjang perjalanan rasa cemas berhasil mengelabuiku. Aduh, bagaimana kalau nanti aku bertemu Frina di sana ? Apa yang harus kukatakan? Melihat sikapnya yang kasar padaku sore tadi membuatku segan untuk bertemu dengannya.

Akhirnya aku sampai dikamar inap Rangga. Tanpa mengetuk terlebih dahulu aku memutar knop pintu dan mendapati Rangga tak ada di tempat tidur. Jantungku nyaris meledak. Di kamar mandi juga tidak ada. Tapi pintu balkon terbuka, secepat kilat aku menghampirinya dan… astaga! Demi Tuhan pencipta alam semesta, betapa terkejutnya aku melihat posisi Rangga yang telah berdiri mencoba untuk melompat ke bawah.
Rangga!” teriakku nyaring berusaha menghentikan niat buruknya.
Seperti tersambar petir, ia terkejut mendapati kedatanganku. Kontan ia menatapku dengan tatapannya yang menghujam dan berkata, “Biarin aku pergi, Des… Aku udah nggak kuat lagi menahan semuanya, aku nyerah, Des!”
“Nggak! Kamu nggak boleh menyerah, Rangga! Hentikan semua ini!”
Seandainya ia tahu, bahwa aku disini rela mengorbankan apapun agar ia mampu bertahan, tapi mengapa dengan mudahnya ia menyia-nyiakan perjuanganku?

Aku berlari dan memeluknya erat. Kutarik tubuhnya hingga kami berdua tersungkur ke lantai nyaris menabrak dinding.
“Please jangan pernah kamu lakukan itu lagi.”
“Kenapa, Des?”
“Karena…” jawabku sambil terisak. Kupikir aku harus menyatakan cintaku padanya sekarang. Karena tak ada yang dapat menjamin bahwa aku masih memiliki cukup waktu untuk mengutarakannya.
“Karena aku cinta sama kamu, Ga. Aku nggak mau kehilangan kamu, please… Aku minta kamu untuk bertahan, Rangga…”

Perlahan, ia melingkarkan tangannya di tubuhku. Tangisanku pecah didalam pelukannya.
Mendadak suasana disekelilingku menjadi mengharu biru. Udara dingin dengan lancang menggerayangi tubuh, membuat kami tetap berpelukan setelah tersungkur dilantai dekat pintu balkon. Detak jantungku yang memburu mulai mereda seiring dengan belaian Rangga yang menghangatkan nyaris seluruh jiwa, membebaskan percikan asmara yang telah lama terbelenggu di dalam dada.

“Desti?” seseorang memanggilku. Ku rasakan tubuh Rangga membeku. Tubuhku juga. Ketika ku palingkan mata pada pintu balkon, ku lihat Frina tengah menelanjangi kami dengan tatapan matanya yang tajam dan mencekam. Sedetik kemudian ia berlari meninggalkan kami.
“Frina!” panggilku setengah menjerit. Aku bergegas mengejarnya, tapi Rangga mencegahku.
“Biarin aja, Des. Memang ini yang selama ini ia tunggu-tunggu. Ia menantikan sebuah alasan untuk lepas dariku, lagipula perempuan mana yang mau bersanding dengan lelaki penyakitan sepertiku?”
***

…lalu siapa perempuan yang menghadap nisan itu? Penggungnya berguncang, ingin aku menghampirinya. Kupikir sebuah pelukan bisa redakan setidaknya sedikit kalut dan kesedihan. Tetapi, baru selangkah, seseorang menepuk pundakku.

Mama menepuk pundakku.

“Bangun, Sayang… Udah pagi.”
Aku terperanjat. Kukerjapkan mata berulang kali. Kepalaku masih berlabuh dilengan Rangga yang masih tertidur pulas. Lalu aku memandang mama yang tengah tersenyum hangat padaku.
“Pulang dulu gih. Mandi, makan, terus siap-siap, hari ini kan kamu ada les biola? Nanti sore kamu boleh kembali lagi kemari.”

Tidak semua kalimat mama dapat kucerna dengan baik. Persetan dengan les biola, aku hanya ingin tahu, siapa yang memutar acara pemakaman itu berulang kali didalam otakku? Meskipun hanya mimpi, tapi semua itu terasa benar-benar nyata.

“Desti…?” panggil mama menyadarkanku.
“Eh, apa Ma?”
“Kamu dengar mama kan , Sayang?”
“I… iya.”
“Selamat pagi, Desti.” Sapa Rangga lembut, tentu dengan senyum andalannya. Hatiku getir, bertanya-tanya, berapa lama lagi waktu yang ku miliki untuk menikmati senyum termanis yang dimilikinya?
“Pagi,” jawabku sambil membalas senyumannya. “Aku pulang dulu ya, Ga? Hari ini aku ada les biola.”
“Kapan kamu kembali kemari?”
“Nanti sore, aku janji. Ayo, Ma?” ajakku seraya melemparkan pandanganku pada mama.
“Nggak, mama janjian ketemuan sama bu Kartika disini, Sayang. Kamu pulang diantar pak Lukman aja.”
“Ya udah deh, dadah Mama. Titip salam buat mamanya Rangga ya, Ma.”

Aku melangkah dengan perasaan yang tidak karuan. Diantara kegelisahan yang membabi buta, terbit juga sebersit perasaan bahagia. Untuk pertama kalinya aku terlelap disamping pujaan hatiku. Bahkan telah kulantunkan juga perasaan yang selama ini terpendam dihati. Sulit untuk mempercayainya. Semuanya terasa lebih ringan ketika kupastikan Rangga tahu perasaanku padanya.

Seutas senyuman terlukis diwajahku. Perasaan senang ini seolah membawaku bertamasya ke langit ke tujuh, menari diatas awan dan bersenandung dipangkuan pelangi.
Namun bayangan Frina membuatku terbanting kembali ke permukaan bumi. Rasa bersalah dengan garang menyerangku. Lewat pantulan cermin kasir yang kulewati, aku melihat seorang gadis berwajah iblis, yang mencuri cinta mati milik sahabat sejati…

Mobilku membelah jalanan kota Bandung di pagi yang cerah. Tidak banyak kendaraan yang berseliweran di jembatan Pasopati. Hanya beberapa saja, bahkan bisa kuhitung dengan jari.
Aku menengok mentari yang menyumbul dan melukis wajah Rangga disana dari balik jendela.
Tiba-tiba saja sebuah mobil dari arah berlawanan menghantam mobilku keras sekali. Suaranya terdengar seperti bom, rasa sakit menohokku seketika. Tanpa mampu bergeser sedikit atau bahkan menjerit, pecahan kaca telah menusuk nyaris seluruh bagian wajah. Tubuhku tertimpa mobil yang terguling dan sedetik kemudian bau amis menyerang dari percikan air berwarna merah segar. Astaga, itu darah. Lalu semuanya gelap.
Ternyata aku tak mampu menepati janjiku untuk kembali menengok Rangga sore ini, karena entah mengapa aku berada disini.

Gerimis turun bergantian. Semilir angin memetik bunga kamboja, menjatuhkannya di kepalaku seiring dengan kibasan sayap kupu-kupu yang kemudian hinggap di bahuku.

Warna hitam mendominasi pakaian yang dikenakan mayoritas orang.

Seperti sebuah elegi yang selalu bernuansa hitam menerjemahkan duka, beberapa orang terlihat menangis deras. Kami membentuk lingkaran mengelilingi pusara, membuatku bisa dengan mudah mengenali wajah-wajah mereka dengan jelas. Tunggu, siapa perempuan yang menghadap nisan itu? Penggungnya berguncang. Ingin aku menghampirinya. Kupikir sebuah pelukan bisa redakan setidaknya sedikit kalut dan kesedihan. Tetapi, baru selangkah, seseorang menepuk pundakku. Aku berbalik dan mendapati dia yang berjubah putih di antara sekumpulan orang berpakaian serba hitam. Aku menatapnya heran. Tanpa permisi ia menggenggam lenganku erat dan seperti mau membawaku pergi dari situ. Aku menepis tangan dinginnya dan beralih memunggunginya. Saat itu juga perempuan tadi berbalik beranjak pergi. Oh perempuan itu adalah mama, tapi mengapa mama yang paling histeris atas kematian Rangga? Kecurigaan dan ketakutanku memuncak, membuatku menghampiri nisan untuk memastikan apa yang tersurat diatasnya.

Desti Larasati
Binti Aryo Wicaksono
Lahir 15 Mei 1992
Wafat 26 September 2009

Tanpa mampu mengelak barang sedetik saja, tangan dingin tadi telah membawaku pergi jauh dari situ.
Setidaknya aku pergi dengan kedamaian. Tapi seandainya malam itu tak kunyatakan perasaanku pada Rangga, aku tak tahu…
***

Rasanya seperti tertidur lama.
Mama menggenggamku erat dan bersamanya ku telusuri lorong-lorong rumah sakit. Tidak lama, kami sampai dikamar inap rangga. Mama menidurkanku di meja sebelah ranjang. Sulit menyesuaikan diri dengan tubuh baruku ini. Sebuah tangkai yang kaku tanpa tangan dan kaki, yang dilengkapi mahkota berbentuk kelopak mawar berwarna merah. Semuanya terasa sangat asing bagiku.

Aku memandang takjub Rangga yang tertidur pulas. Perlahan kusebarkan aroma khas ke sekeliling ruangan, agar Rangga bisa ikut menghirupnya. Hanya perlu sepersekian menit untuk membuatnya menggeliat dan terbangun.

Akhirnya, aku menyelesaikan tugas terakhirku, untuk memastikan bahwa ia
hanya tertidur.
Terimakasih Tuhan, Engkau mengabulkan doa terakhirku.
***

“Simpel saja, seandainya aku mengalami itu, maksudku tertidur tanpa bangun lagi, aku hanya akan meminta satu hal pada Tuhan.”
“Apa itu, Des?” Tanya Rangga penasaran.
“Aku akan meminta Tuhan untuk mengubahku jadi bunga mawar. Agar aku berhasil memastikan bahwa kamu hanya tertidur. Karena waktu mencium wangi bunga mawar, selelap apapun tidurmu, pasti akan terbangun. Haha!”
READMORE - Doa Terakhirku

08 July 2011

tentang Avenged Sevenfold , Lengkap kap, kap !!!

Avenged Sevenfold

Avenged Sevenfold Live di Copenhagen,Denmark, tahun 2010.
Latar belakang
Asal
Huntington Beach, CaliforniaAmerika Serikat
Tahun aktif
1999–Sekarang
Warner Bros., Good Life Recordings, Hopeless Records
Artis terkait
Pinkly Smooth, Suburban Legends, Brian Haner, Atreyu, Bleeding Through,Dream Theater, Burn Halo, Good Charlotte
Situs web
Anggota
Mantan anggota
The Rev
Daemon Ash
Justin Sane
Matt Wendt

Avenged Sevenfold adalah band rock Amerika / metal dari Huntington Beach, California, yang dibentuk pada tahun 1999. Band ini terdiri dari vokalis M. Shadows, lead guitar Synyster Gates,Zacky Vengeance rhythm guitar, dan bassist Johnny Christ.

M. Shadows

Matt. Shadows
Latar belakang
Dilahirkan dengan nama
Matthew Charles Sanders
Pekerjaan
Instrumen
Tahun aktif
1999–Present
Artis terkait
Matthew Charles Sanders (lahir di Huntington Beach, California, Amerika Serikat, 31 Juli1981; umur 29 tahun; lebih dikenal dengan nama M. Shadows) adalah penyanyi dari grup music Avenged Sevenfold.
Kehidupan Pribadi
Matt sudah menikah dengan Valary DiBenedetto, saudara kembar dari pacar Synyster Gates, Michelle DiBenedetto. Matt bertemu Valary ketika mereka berada di kelas 6.
Biografi
Pada masa kecilnya, Matt seringkali dikeluarkan dari sekolahnya karena dia berkali-kali melakukan kekerasan. Sebelum bernyanyi, Matt bermain bass. dan 3 kali operasi karena pita suara nya putus Matt di fonis dokter tidak bisa bernyanyi namun kenyataan nya di dapat bernyanyi hingga sekarang.
Awal karier Matt, ketika ia bergabung dengan band 'Succesful Failure' ia memainkan instrumen keyboard dan vokalis. Di tahun yang sama , Matt bergabung dengan Avenged Sevenfold bersamaan dengan Zacky Vengeance.

Synyster Gates


Synyster Gates
Dilahirkan dengan nama
Brian Elwin Haner, Jr.
Dikenal juga sebagai
Synyster Gates, Syn
Pekerjaan
Instrumen
Tahun aktif
2000–saat ini
Artis terkait
Instrumen khusus
Brian Elwin Haner, Jr. (lahir di Huntington Beach, California, Amerika Serikat, 7 Juli 1981; umur 29 tahun) atau lebih dikenal dengan nama Synyster Gates adalah seorang musisi dan gitaris untuk grup musik Avenged Sevenfold.
Kehidupan Pribadi
Brian adalah anak pertama. Dia mempunyai adik bernama Brent, Johnny, dan McKenna. Ayahnya, Brian Elwin Haner Sr. (biasa dipanggil dengan nama Papa Gates), adalah seorang pelawak dan gitaris professional. Ibu kandungnya bernama Jan. Ibu tirinya, Suzy Haner, adalah seorang ahli hipnotis.

Brian mempunyai seorang istri bernama Michelle DiBenedetto, saudara kembar dari istri M. Shadows, Valary DiBenedetto. Brian dan istrinya memelihara anjing yang diberi nama Pinkly.
Brian menikah Dengan Michelle pada 7 May 2010 di Mexico
Biografi
Brian mendapatkan gitar pertamanya dari nenek dan kakeknya. Salah satu lagu pertama yang ia pelajari adalah lagu Stairway to Heaven karya Led Zeppelin. Ketika Brian duduk di kelas 6, ia sudah bisa menebak chord dari sebuah lagu hanya dengan menggunakan pendengarannya. Setelah Brian diberi gitar, dia mengatakan bahwa sekolah sudah tidak ada gunanya. Nilai bagus hanya dia peroleh sampai ia duduk di kelas 4.
Brian memasuki grup musik Avenged Sevenfold sebagai gitaris ketika ia berumur 18 tahun di akhir tahun 1999. Dia juga memainkan piano pada lagu "Beast and the Harlot" dan "Sidewinder". Dia menciptakan lagu pertamanya berjudul "So Far Away" untuk mengenang sahabat sekaligus drummer Avenged Sevenfold, James Owen Sullivan atau lebih dikenal dengan The Rev yang meninggal pada tanggal 28 Desember 2009.

Zacky Vengeance

Zacky Vengeance
Dilahirkan dengan nama
Zachary James Baker
Dikenal juga sebagai
Zacky Vengeance
Lahir
Pekerjaan
Instrumen
Tahun aktif
1999 — Sekarang
Artis terkait
Situs web
Instrumen khusus
Zachary James Baker (lahir 11 Desember 1981; umur 29 tahun), atau lebih dikenal sebagaiZacky Vengeance, adalah seorang gitaris dan penyanyi latar dari grup musik Avenged Sevenfold.
Kehidupan Pribadi
Zacky memiliki adik perempuan yang bernama Zina. Orangtuanya bernama James dan Maria. Zacky mempunyai pacar bernama Gena Paulhus.
Zacky memelihara anjing yang diberi nama Ichabod Crane Vengeance.
Biografi
Pada DVD Avenged Sevenfold yang berjudul All Excess, Zacky mengatakan bahwa sebelum dia memasuki Avenged Sevenfold, dia sempat menjadi anggota dari grup musik beraliran punk rock bernama MPA atau Mad Porno Action yang gagal mencapai sukses. Maka itu Zacky dan M. Shadows membentuk Avenged Sevenfold.
Zacky mempelajari cara bermain gitar ketika dia berumur tiga belas tahun. Dia belajar secara otodidak. Gitar yang pertama kali ia gunakan adalah gitar ayahnya.
Zacky telah mendapatkan banyak penghargaan, salah satunya pada “Revolver Golden Gods Awards” yang berlangsung pada 20 april 2011, sebagai gitaris terbaik, yang berhasil mengalahkan pesaing lainnya yaitu: John 5 (Rob Zombie), Dan Donegan (Distrubed), Gus G (Ozzy Osbourne/Firewind), Alexsi Laiho (Chilldren of Bodom), trio Janick Gers, Adrian Smith, dan Dave Murray (Iron Maiden).

Johnny Christ
Johnny Christ
Latar belakang
Dilahirkan dengan nama
Jonathan Lewis Seward
Dikenal juga sebagai
Johnny Christ
Pekerjaan
Instrumen
Tahun aktif
2002 - Present
Artis terkait
Jonathan Lewis Seward (lahir di Huntington Beach, California, Amerika Serikat, 8 November 1984; umur 26 tahun), lebih dikenal dengan nama Johnny Christ, adalah bassis dari Avenged Sevenfold. Johnny Christ adalah bassis keempat yang bergabung dengan Avenged Sevenfold ditahun 2002 menggantikan personil sebelumnya yaitu Dameon Ash dan Justin Sane. Dia dibesarkan di Huntington Beach, California. Johnny adalah adik dari teman sekolah Synyster Gates.

Avenged Sevenfold muncul dengan genre metalcore pada debut mereka Sounding the Seventh Trumpet, yang mengandung banyak vokal scream. Band ini mengubah gaya mereka di album ketiga mereka dan rilis major label, City of Evil, yang menampilkan vokal melodis dan power ballad. Band ini terus mengeksplorasi suara baru dengan mengeluarkan album yang berjudul Avenged Sevenfold dan menikmati kesuksesan mainstream lanjutan sebelum drummer mereka, James "The Rev" Sullivan, meninggal karena penyakit jantung dan dampak gabungan dari obat dan alkohol di tubuhnya pada tahun 2009. Meskipun dengan kematiannya, band ini tetap lanjut dengan bantuan mantan drummer Dream Theater Mike Portnoy untuk merilis dan melakukan tur dalam mendukung Nightmare, album kelima mereka pada tahun 2010 yang memulai debutnya di tempat atas, Billboard 200 yang berada di tempat pertama.
Sampai saat ini, Avenged Sevenfold telah merilis lima album studio, satu album live / kompilasi / DVD, dan enam belas single . Band ini telah menerima banyak penghargaan untuk kesuksesan mainstream di seluruh dunia mereka dan terutama dinyatakan sebagai salah satu pemimpin dan band kunci dalam New Wave of American Heavy Metal dan tampil sebagai tempat kedua di Atas Ultimate Guitar's Top Ten Band Decade.
Biografi
Permulaan (1999-2004)
Band ini dibentuk pada tahun 1999 di Huntington Beach, California dengan anggota asli M. Shadows, Zacky Vengeance, The Rev dan Matt Wendt.

The Rev

The Rev

Latar belakang
Dilahirkan dengan nama
James Owen Sullivan
Dikenal juga sebagai
The Reverend Tholomew Plague, Rat Head, The Rev, Mr. Plague, Jimmy
Pekerjaan
Instrumen
Tahun aktif
1999–2009
Artis terkait
James Owen Sullivan, (lahir 9 Februari 1981 – meninggal 28 Desember 2009 pada umur 28 tahun; lebih dikenal dengan nama The Rev atau The Reverend Tholomew Plague) adalah seorang drummer sekaligus penyanyi latar untuk grup musik Avenged Sevenfold. The Rev juga menjadi lead vocal pada grup musik Pinkly Smooth.
Karier
Ia memperoleh sepasang stik drum pada usia lima tahun, dan menerima drum sendiri pada usia ke sepuluh. Hanya dalam waktu satu tahun, dia sudah bermain "The Black Page" dengan mahasiswa dalam ansambel perkusi yang dilakukan oleh gurunya.
Di SMA, bergabung Avenged Sevenfold sebagai salah satu anggota pendiri band ini. Pada usia delapan belas tahun dia merekam album pertama dengan Avenged Sevenfold berjudul "Sounding the Seventh Trumpet". Kemudian dalam hidupnya ia dipengaruhi oleh drumer Vinnie Paul, Mike Portnoy, dan Terry Bozzio. Dia bahkan memiliki pengaruh "visual", Tommy Lee, di mana ia berkomentar bahwa "Saya tidak menyangka akan memiliki salah satu dari mereka." Kemampuan Sullivan yang disebutnya "'The Double-ride' adalah suatu teknik yang dapat didengar pada lagu" Almost Easy "di mana dia bermain ganda sampai pada tempo cepat antara double bass dan cymbal naik. Perusahaan drum "Drum Workshop" mengesahkan The Rev dan berkata dia bisa punya drum yang ia inginkan, sehingga ia memilih double bass drum, yang ia lebih pilih daripada double bass pedal. The Rev tidak hanya bermain drum, dia adalah vokalis, pencipta lagu, dan pianist untuk Avenged Sevenfold juga. Keterampilannya sebagai seorang pianis dapat didengar pada lagu "Warmness In Soul" di mana bagian pianonya adalah fokus utama dari lagu yang mencakup solo ditulis oleh The Rev. Vokalnya ditampilkan dalam lagu Avenged Sevenfold yg berjudul “ A Little Piece of Heaven "," Brompton Cocktail "," Gunslinger "," Lost ", dan" afterlife". Pengetahuannya tentang gitar dan piano untuk menulis lagu-lagu" "Almost Easy," A Little Piece of Heaven ", "afterlife" , "Brompton Cocktail" dan "Critical Acclaim yang muncul di album Avenged Sevenfold selfl-titled. Dia juga memberikan kontribusi untuk pembuatan "Critical Acclaim" dan "Lost". Band ini menjadi sangat populer dan memenangkan MTV Music Award untuk Best New Artist pada tahun 2006. Dan pada tahun 2009, dalam jajak pendapat dari beberapa drumer terbesar di dunia yang dilakukan oleh Majalah Rhythm, The Rev mendapat tempat sebagai drumer ke 41 terbesar sepanjang masa, dan ia termasuk pemain Drum terhebat di dunia yg berada di urutan ke-9.
Kematian
Tubuh Sullivan ditemukan di rumahnya pada tanggal 28 Desember 2009 di usia 28. Kematiannya dilaporkan sebagai penyebab alami. Hasil otopsi yang dilakukan pada tanggal 30 Desember 2009, bagaimanapun, tidak meyakinkan. Pada tanggal 9 Juni 2010, penyebab kematian itu terungkap setelah intoksikasi akut polydrug.karena efek gabungan dari oksikodon (OxyContin), oxymorphone (metabolit oksikodon), diazepam (Valium), nordiazepam (metabolit diazepam) dan alkohol. Kardiomegali (pembesaran jantung) dilaporkan sebagai "kondisi yang signifikan" yang mungkin telah memainkan peran dalam kematiannya.
Pada tanggal 5 Januari 2010, sebuah pemakaman pribadi diadakan untuk Sullivan, dan sehari kemudian ia dimakamkan di Huntington Beach, California. Avenged Sevenfold berdedikasi dalam album kelima mereka, Nightmare,untuk Sullivan.\

Lanjut ke awal mula band ini, mereka memberi nama bandnya yang referensinya berasal dari cerita Cain dan Abel dari Bible, meskipun demikian, mereka bukanlah band agamis. Saat pembentukannya, masing-masing anggota band ini memakai nama samaran yang juga merupakan nama panggilan mereka saat bersekolah di Sekolah Menegah Atas. Sebelum merilis album debut mereka, band ini merekam dua demo pada tahun 1999 dan 2000. Album pertama mereka, Sounding the Seventh Trumpet, direkam ketika para anggota band masih berumur delapan belas tahun dan juga masih bersekolah di sekolah menengah atas. album ini pada awalnya dirilis oleh perusahaan label pertama mereka, Good Life Record pada tahun 2001. Setelah gitaris Synyster Gates bergabung dengan band, pada akhir 1999 masuk ketika ia berusia 18 tahun. Lagu "To End the Rapture" direkam ulang dengan menampilkan anggota penuh band. Album ini kemudian dirilis ulang pada Hopeless Records pada tahun 2002.
Band ini lalu mulai menerima pengakuan, mereka tampil dengan band-band seperti Mushroomhead dan Shadows Fall dan bermain di Take Action Tour. Setelah bassis keempat mereka, Johnny Christ bergabung secara permanen, mereka merilis album Waking the Fallen di Hopeless Records pada bulan Agustus 2003. Band ini menerima pengakuan oleh Billboard dan The Boston Globe, dan juga bermain di "Vans Warped Tour". Pada tahun 2004, Avenged Sevenfold mengadakan tur kembali di "Vans Warped Tour" dan merekam video untuk lagu "Unholy Confessions "yang masuk tangga lagu di MTV2's Headbanger's Ball. Tak lama setelah merilis Waking the Fallen, Avenged Sevenfold meninggalkan Hopeless Records dan menandatangani kontrak yang diajukan oleh Warner Bross.
City of Evil (2005-2007)
City of Evil, album ketiga band ini dirilis pada tanggal 7 Juni 2005 dan debut di # 30 di chart 200 Billboard, menjual lebih dari 30.000 kopi dalam minggu pertama. Album ini lebih classic metal dari album sebelumnya yang telah dikelompokkan ke dalam genre metalcore. Album ini juga terkenal karena tidak adanya menjerit dan menggeram. M. Shadows bekerja dengan pelatih vokal Ron Anderson-yang pernah mempunyai klien seperti Axl Rose dan Chris Cornell-selama berbulan-bulan sebelum rilis album untuk mencapai suara yang telah "grit saat masih memiliki nada ". Album ini mendapat steller review dari beberapa majalah dan website dan dikreditkan untuk mendorong band ke popularitas internasional.
Setelah bermain di Ozzfest pada tahun 2006, Avenged Sevenfold mengalahkan penyanyi R & B Rihanna dan Chris Brown, Panic! at the Disco, Angels and Airwaves dan James Blunt untuk judul Best New Artist di MTV Video Music Awards, sebagian berkat lagu "Fear and Loathing in Las Vegas"- yang menginspirasi "Bat Country."
Mereka kembali ke Vans Warped Tour, kali ini mereka headlining dan kemudian melanjutkan tour mereka sendiri "Cities of Evil Tour." Selain itu, lead single mereka "Bat Country" mencapai # 2 di Billboard Mainstream Rock Charts, # 6 pada Billboard's Modern Rock Charts dan video yang menyertainya berhasil mencapai # 1 di MTV Total Request Live.
Didorong oleh keberhasilan ini, album ini terjual laris dan menjadi catatan emas pertama Avenged Sevenfold. Ia kemudian meraih platinum pada bulan Agustus 2009.
Self-titled album (2007-2008)
Keberhasilan Avenged Sevenfold membuat mereka diundang untuk tur 2006's Ozzfest di panggung utama, disejajarkan dengan band Heavy Metal yang terkenal seperti Dragonforce, Lacuna Coil, Hatebreed, Disturbed, dan System of a Down. Pada tahun yang sama mereka juga menyelesaikan tur di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, Britania Raya (serta daratan Eropa), Jepang, Australia dan Selandia Baru. Setelah tur selama enam belas bulan di promosi City of Evil, band ini mengumumkan bahwa mereka membatalkan tur 2006 demi rekaman album baru. M. Shadows menyatakan bahwa album keempat mereka, self-titled dan self production tidak akan menjadi "City of Evil Part 2" atau "Waking the Fallen Part 2," tapi akan menggabungkan suara grittier baru . Untuk gelombang para penggemar, di antara kemunculan album baru, band ini merilis DVD pertama mereka berjudul "All Excess" pada tanggal 17 Juli 2007. All Excess, yang memulai debutnya sebagai # 1 DVD di Amerika Serikat, termasuk pertunjukan live dan backstage footage yang membentang delapan tahun karir band. Dua tribute album, Strung Out on Avenged Sevenfold: Bat Broken Wings and String dan Strung Out on Avenged Sevenfold: The String Tribute juga dirilis pada bulan Oktober 2007.
Avenged Sevenfold, album keempat band ini, dirilis pada tanggal 30 Oktober 2007, memulai debutnya di # 4 di Billboard 200 dengan lebih dari 90.000 eksemplar terjual. Dua single, "Critical Acclaim" dan "Almost Easy" yang dirilis sebelum debut album. Pada bulan Desember 2007, video animasi dibuat untuk "A Little Piece of Heaven." Karena masalah kontroversial subjek lagu, bagaimanapun, Warner Brothers hanya dirilis kepada pengguna MVI terdaftar melalui internet. Single ketiga, "Afterlife" dan videonya dirilis pada bulan Januari 2008. Single keempat mereka, "Dear God", dirilis pada tanggal 30 September 2008. Meskipun penerimaan dicampur kritis secara umum album-self titled terjual lebih dari 500.000 eksemplar dan mendapat penghargaan "Album of the Year" di Kerrang! Awards.
Headline Avenged Sevenfold di tour Taste of Chaos dengan Atreyu, Bullet for My Valentine, Blessthefall dan Idiot Pilot. Mereka menggunakan rekaman dari pertunjukan terakhir mereka di Long Beach untuk Live in LBC & Diamonds di Rough, dua- disc B-side CD dan DVD live yang dirilis pada 16 September 2008. Mereka juga merekam banyak lagu cover, termasuk Pantera "Walk", Iron Maiden's "Flash Blade" dan Black Sabbath's "Paranoid". Mereka juga akan merilis Guitar Tutorial DVD, yang meliputi lima lagu, Afterlife, Almost Easy, Bat Country, Beast and the Harlot dan Trashed and Scattered. Selama pertunjukan festival terjual habis di Leeds dan Reading, band ini terpaksa mempersingkat pertunjukan Leeds mereka dan membatalkan pertunjukan Reading mereka karena strain vokal yang di alami oleh M. Shadows. Beberapa hari kemudian, band ini terpaksa mengumumkan pembatalan sisa pertunjukan September, dengan tur untuk melanjutkan kembali pada 15 Oktober.
Nightmare (2010-sekarang)
Pada bulan Januari 2009, M. Shadows menegaskan bahwa band ini menulis tindak lanjut self-titled, album keempat mereka dalam bulan-bulan mendatang. Mereka juga mengumumkan bahwa mereka akan bermain di Rock on the Range, dari 16-17 Mei 2009. Pada tanggal 16 April mereka melakukan versi Guns N 'Roses' "It's So Easy" di atas panggung dengan Slash, di Nokia Theater di Los Angeles. M. Shadows adalah vokal pada album solo Slash di lagu"Nothing to Say".
Mereka mengumumkan bahwa mereka berencana untuk mulai menulis pada bulan Juni 2009 dan rekaman pada bulan Oktober 2009. M. Shadows juga mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Loveline bahwa rekaman berikutnya akan menjadi Heavy Metal yang lebih tradisional, catatan rock lebih berorientasi, karena catatan self-titled sangat eksperimental. Dia juga mengatakan akan fitur yang lebih progresif, lagu-lagu lama dan akan menjadi "rekaman terbesar Avenged Sevenfold." Selain itu, ia mengatakan bahwa mereka mungkin berpikir tentang sebuah catatan konsep. Pada tanggal 15 Juli 2009, website mereka dan profil MySpace telah diperbarui dengan pernyataan dari M. Shadows menyiratkan yang bekerja pada album berikutnya telah dimulai dan mereka masih "melemparkan ide-ide". Pembaruan itu pada hari yang sama bahwa Waking the Fallen mendapat Gold di Amerika.
Pada tanggal 5 November 2009, Zacky Vengeance memposting pesan di website resmi menyatakan bahwa mereka telah kembali dari tur mereka dan segera mulai berfokus pada membentuk tim produksi untuk mulai merekam album. "Kami akan terus menyelesaikan lagu kita sampai kita merasa setiap catatan tidak baik untuk Anda serta keadilan kita. Kami juga dalam tahap akhir dari memperkuat tim produksi kami, studio dan insinyur sehingga kedua kapak jatuh dan album ditulis kita akan menghabiskan hari dan malam di studio sampai selesai Album ini pasti akan membawa Anda pada sebuah perjalanan yang sangat gelap .... "
Pada tanggal 24 Desember 2009 ia mengumumkan bahwa Avenged Sevenfold telah datang di tempat kedua di Atas Ultimate Guitar's Top Ten Bands on Decade, kehilangan tempat teratas untuk Metallica. The 31 Desember 2009 edisi Kerrang! majalah termasuk wawancara dengan M. Shadows, di mana Shadows dinyatakan sebagai berikut mengenai album ini,.. "Ini adalah catatan gelap musik adalah emosional Tujuan kami adalah untuk membuat setiap bagian diingat, kami ingin membangkitkan reaksi hidup dan di rumah. Ini akan memiliki balada batu besar, hal-hal menyenangkan besar, piano, paduan suara, orkestra dan semua hal visual yang Anda harapkan tetapi dengan getaran, berbeda moodier. lirik, Saya telah terinspirasi oleh segala sesuatu dari anak-anak cara tersebut dibesarkan saat ini, untuk sekolah, ekonomi, agama, perang dan perilaku pemerintah kita ini semua. memutar ke bagaimana anak-anak sangat emosional terlepas dari dunia nyata sekarang. "
Diskografi

Sounding the Seventh Trumpet
Dirilis
31 Januari 2001
19 Maret 2002 (Re-Release)
Direkam
Westbeach, California, USA
Durasi
52:22
Penilaian profesional
§  Berontak Zine 6/10 stars link
Sounding the Seventh Trumpet
(2001)
Versi Kedua
Versi Kedua
Versi Kedua
Sounding the Seventh Trumpet merupakan album penuh pertama band metalcore Amerika,Avenged Sevenfold. Rilisan awal album ini adalah di tahun 2001 oleh Good Life Recordings, namun pada 19 Maret 2002 Hopeless Records merilisnya kembali dengan sedikit perbedaan pada kover album plus satu lagu bonus track yakni, "To End the Rapture (Heavy Metal Version)" yang juga diisi oleh pertama kalinya oleh gitaris baru mereka, Synyster Gates.
Daftar Lagu
1.    "To End the Rapture" – 1:24
2.   "Turn the Other Way" – 5:37
3.   "Darkness Surrounding" – 4:49
4.   "The Art of Subconscious Illusion" – 3:46
5.   "We Come Out at Night" – 4:45
6.   "Lips of Deceit" – 4:09
7.   "Warmness on the Soul" – 4:20
8.   "An Epic of Time Wasted" – 4:19
9.   "Breaking their Hold" – 1:12
10. "Forgotten Faces" – 3:27
11.  "Thick and Thin" – 4:15
12. "Streets" – 3:06
13. "Shattered by Broken Dreams" – 7:04

§  Waking the Fallen (2003)

Waking the Fallen
Dirilis
August 26, 2003
Direkam
2003 at NRG Recordings in North HollywoodLos Angeles,California
Durasi
68:40
Andrew Murdock and Fred Archambault
Penilaian profesional
§  Allmusic 3.5/5 starsStar full.svgStar full.svgStar half.svgStar empty.svg [Waking the Fallen di Allmusic link]
§  Blender 4/5 starsStar full.svgStar full.svgStar full.svgStar empty.svg link
§  Kerrang 4/5 starsStar full.svgStar full.svgStar full.svgStar empty.svg
Walking the Fallen
(2003)
Singel dari album Waking the Fallen
1.    "Second Heartbeat"
Dirilis: 2003
2.   "Unholy Confessions"
Dirilis: 2003
Waking the Fallen adalah album kedua oleh Avenged Sevenfold, yang dirilis pada tanggal 26 Agustus 2003 melalui Hopeless Records. Ini adalah rilis terakhir oleh band metalcore untuk fitur suara mereka, walaupun vokal lebih bersih yang ditampilkan pada album dari album debut mereka, Sounding the Seventh Trumpet. Album ini juga album mereka yang tanpa bahasa profan. Itu juga merupakan album pertama bagi Johnny Christ pada bass di Avenged Sevenfold, sehingga menyempurnakan lineup utama band (sampai kematian The Rev pada tahun 2009). Album ini meraih emas pada tanggal 15 Juli 2009.
Penerimaan
Waking the Fallen sangat terkenal. Ia menerima profil positif di Billboard, dengan majalah membandingkan Avenged Sevenfold untuk band-band seperti NOFX, Iron Maiden, dan Metallica dalam profil lain, album ini juga menerima perbandingan ke Misfits dan perbandingan lebih lanjut untuk Iron Maiden. "Chapter Four" adalah fitur di NASCAR, Thunder 2004 Madden NFL 2004 dan NHL 2004, yang mengumpulkan cukup paparan untuk mengarah ke kontrak rekaman dengan Warner Bros Records. catatan ini juga terkenal di kalangan penggemar karena suara M. Shadows 'sedikit lebih tinggi dan nada tinggi dia menyanyikan lagu-lagu seperti "I Won't See You Tonight" (bagian kedua).
Videografi
Sebuah video live performance di rekam di Warped Tour 2003 untuk single pertama dari Waking the Fallen, "Second Heartbeat". Sebuah video yang dibuat untuk single kedua "Unholy Confessions" pada tanggal 6 Maret 2004, menggunakan live footage set ke lagu studio. Ini menampilkan penggemar sebelum dan selama konser Avenged Sevenfold. Menurut vokalis M. Shadows, itu diminta oleh label baru mereka, Warner Bros Records, dalam rangka untuk mempublikasikan band sebelum tahun 2005 album mereka City of Evil. Video ini adalah upaya kedua di sebuah video untuk lagu tersebut. Upaya sebelumnya merupakan konsep video yang dibuat musim gugur sebelumnya (2003). Band ini tidak puas dengan produk akhir, bagaimanapun, dan memilih untuk kembali merekam video, kali ini sebagai live performance.
Daftar lagu
Seluruh lagu ditulis dan disusun oleh Avenged Sevenfold, kecuali "Waking the Fallen" oleh Avenged Sevenfold dan Scott Gilman.. 
No.
Judul
Durasi
1.
"Waking the Fallen"  
1:42
2.
4:44
3.
"Chapter Four"  
5:43
4.
"Remenissions"  
6:07
5.
"Desecrate Through Reverence"  
5:38
6.
"Eternal Rest"  
5:13
7.
"Second Heartbeat"  
7:00
8.
"Radiant Eclipse"  
6:10
9.
"I Won't See You Tonight (Part 1)"  
8:58
10.
"I Won't See You Tonight (Part 2)"  
4:45
11.
"Clairvoyant Disease"  
5:00
12.
"And All Things Will End"  
7:41

§  City of Evil (2005)
City of Evil
Dirilis
Direkam
April 2005
Durasi
72:56
Penilaian profesional
§  Allmusic 3.5/5 stars link
§  Kerrang! 5/5 stars
§  IGN 7.9/10 stars link
City of Evil
(2005)
Singel dari album City of Evil
1.    "Burn It Down"
Dirilis: 12 Juni 2005
2.   "Bat Country"
Dirilis: 26 September 2005
3.   "Beast and the Harlot"
Dirilis: 6 Maret 2006
4.   "Seize the Day"
Dirilis: 7 Juli 2006
City of Evil merupakan album penuh ketiga Avenged Sevenfold yang kali ini dirilis tanggal 7 Juni,2005 sekaligus menjadi debut mereka bersama major label Warner Brothers. Musik yang ditawarkan di album ini sangat berbeda bila dibandingkan dengan rilisan mereka di tahun 2003 yang masih memainkan metalcore dimana di album ini karakter vokal M. Shadows tidak lagi memiliki guratan scream. Sedangkan bagian gitar terdengar lebih bertechnical dalam experimen metal yang mereka usung. Karakter musik yang baru ini membuat fans lama mereka mengkritisi Avenged Sevenfold dan mencap band ini mulai masuk ke dunia komersial untuk mendapat pasar musik yang lebih umum. Meski masih rumor, namun kabarnya perubahan musik Avenged Sevenfold ini terkait dengan hilangnya teriakan vokalis M. Shadows.
Daftar Lagu
1.    "Beast and the Harlot" – 5:41
2.   "Burn It Down" – 4:59
3.   "Blinded in Chains" – 6:35
4.   "Bat Country" – 5:13
5.   "Trashed and Scattered" – 5:53
6.   "Seize the Day" – 5:33
7.   "Sidewinder" – 7:02
8.   "The Wicked End" – 7:11
9.   "Strength of the World" – 9:15
10. "Betrayed" – 6:48
11.  "M.I.A." – 8:46
§  Avenged Sevenfold (2007)
§  Nightmare (2010)

Kematian The Rev dan kedatangan Mike Portnoy
Pada tanggal 28 Desember 2009 drummer James"The Rev"Sullivan ditemukan meninggal di rumahnya pada umur 28 tahun. Hasil otopsi tidak dapat disimpulkan. Namun tanggal 9 juni 2010 diumumkan bahwa penyebab kematiannya adalah keracunan akibat penggunaan piskotropika yang dicampur - campur, sering juga disebut polydrug use atau "cross fading". Dalam pernyataan dari anggota band lainnya, mereka turut berbela sungkawa atas meninggalnya The Rev dan meminta untuk menghormati privasi keluarganya:
It is with great sadness and heavy hearts that we tell you of the passing today of Jimmy “The Rev” Sullivan. Jimmy was not only one of the world's best drummers, but more importantly he was our best friend and brother. Our thoughts and prayers go out to Jimmy's family and we hope that you will respect their privacy during this difficult time.
Website resmi Avenged Sevenfold menampilkan pesan dari keluarga Sullivan yang menyatakan terima kasih kepada penggemarnya atas dukungan mereka:
"We would like to thank all of Jimmy's fans for the heartfelt comments that have been posted – it is comforting to know that his genius and antics were appreciated and that he was loved so much. Our hearts are broken – he was much too young to fall. Óg agus saor go deo (forever young and free)"
Di samping itu komentar tentang kematian Sullivan, manajer band Larry Jacobson mengungkapkan bagaimana Sullivan adalah orang yang begitu baik terhadap semua orang. Jacobson berkata dalam wawancara itu:
He was expressive. He'd tell you how he felt about you -- you didn't wonder because he'd put his arm around you," he said. "He knew how to tell his friends he loved them.
Selain Jacobson ada 50 lebih artis musik yang mengomentari tentang kematian The Rev.
Pada tanggal 6 Januari 2010 jenazah di makamkan di lokasi yang dirahasiakan.
Tanggal 5 Januari 2010,majalah kerrang! menulis artikel tentang kematian The Rev.Zacky Vegeance menunjukan perasaan-nya tentang kematian The Rev
"Jimmy will always be with me in everything I do. Except sitting at home being sad, so today Im going to try to start living again. foREVer."
Selain Jacobson, lebih dari 50 seniman musik berkomentar atas kematian Sullivan. Kerrang! edisi 13 Januari 2010 menampilkan sebuah artikel tentang kematian dari The Rev, di mana fans dan bintang membayar upeti kepadanya. Bersamaan, Zacky Vengeance mengungkapkan perasaannya sendiri tentang ketulusan, yang menyatakan bahwa "Jimmy akan selalu dengan saya dalam segala hal aku lakukan Kecuali duduk di rumah selamanya dalam keadaan sedih, sehingga hari ini aku akan mencoba untuk memulai hidup lagi..."
Dalam sebuah wawancara dengan M. Shadows tentang kematian The Rev, Shadows mengkonfirmasi rilis Juli untuk album kelima Avenged Sevenfold "Saya memiliki banyak yang perlu dibicarakan tetapi tidak dapat menemukan kata-kata jadi saya akan menunggu sampai waktu yang bisa memungkinkan saya untuk menemukan cara untuk mengekspresikan diri. Adapun sisa dari kami, telah menjadi jelas apa yang perlu kita lakukan Kami baru saja selesai rekaman dengan Jimmy.. Saya tidak bisa menjanjikan apa yang masa depan karena sekarang ini terlalu menyakitkan untuk dipikirkan, tetapi kita tahu bahwa kita perlu untuk merekam dan mengeluarkan rekaman ini untuk menghormati Jimmy. Dia akan menelepon saya setiap malam untuk berbicara tentang lagu dan katakan adalah ini akan mengubah dunia. "Saya setuju dengan dia, sayangnya saya tidak tahu itu akan menggunakan istilah ini Harap bersabar dengan kami karena kami tidak bisa membayangkan betapa sulitnya ini akan menjadi untuk lolos, kita hanya tahu kita harus melakukannya untuk warisannya.. Setelah itu, siapa tahu? "
Dalam wawancara terbaru yang dilakukan oleh surat kabar Huntington Beach Independent, orangtua Jimmy Sullivan, Barbara dan Joseph mengungkapkan informasi berikut tentang album baru Avenged Sevenfold: "Paling penting baginya, Jimmy baru saja selesai menulis lagu untuk album baru Avenged Sevenfold - ia bahkan menyebutnya masterpiece. Ketika ia menulis lagu, dia akan merekam, bermain piano dan drum - lalu ketika ia bermain itu semua untuk saya, dia akan menyanyikan bagian orkestra atau gitar yang akan ditambahkan kemudian. Saya bersyukur bahwa saya harus mengatakan padanya betapa aku menyukai dan mengagumi musiknya. Kemudian, Barbara berkomentar bahwa, "tulisan Jimmy dalam beberapa lagu benar-benar baik Saya sangat bangga padanya,. dan aku tahu bahwa meskipun akan sangat sulit bagi mereka, band ini akan melakukan pekerjaan yang besar membuat mereka rekaman segera. Tak perlu dikatakan , rekaman ini 'semua tentang Jimmy' hampir tidak mungkin bagi saya untuk mendengarkan, tapi sungguh berkat untuk memiliki mereka. " Mereka berencana untuk mendedikasikan album baru mereka untuk The Rev.
Pada tanggal 17 Februari 2010, Avenged Sevenfold menyatakan bahwa mereka telah memasuki studio, bersama dengan mantan drummer Dream Theater, Mike Portnoy, untuk drum untuk rekaman, di tempat Rev "Saya ingin fans kami tahu bahwa dengan Jimmy di dalam hati kita, perjalanan kita untuk merekam secara resmi dimulai. Jimmy meninggalkan dunia ini dgn hadiah yang mengagumkan dan sekarang sudah menjadi tugas kami untuk memastikan untuk menyampaikan bahwa hadiah untuk fans. Mike mengatakan akan menjadi kehormatan dan tanpa pertanyaan itulah yang pasti diinginkan Jim. Sangat nyaman kepada kita bahwa seseorang seperti Mike, yang tidak diragukan lagi dihormati sebagai salah satu drumer terbaik di dunia, memberikan penghormatan dan kepedulian untuk kemampuan The Rev. Meskipun tidak akan sama tanpa saudara kita oleh pihak kita, esensi nya tinggal di hati kita dan melalui musik dia membantu menciptakan. kami sangat senang mempersembahkan ini untuk fans kami, dan terutama untuk Jimmy. "
Pada tanggal 17 April 2010, sebuah pesan singkat dari Zacky Vengeance telah diposting di resmi Avenged Sevenfold Twitter: "Tracking selesai. Tidak ada kata-kata yang pernah akan menggambarkan perasaan mendengarkan album ini saat mengemudi sendiri di rumah pada 4:00 A.M.." Single "Nightmare" dirilis secara digital pada tanggal 18 Mei 2010. Sebuah preview untuk lagu ini dirilis pada 6 Mei 2010 pada Amazon.com, namun dilepas segera setelah untuk alasan yang tidak diketahui.
Pada tanggal 12 Mei 2010, M. Shadows dan Synyster Gates mampir ke harddisk (acara radio) di mana mereka menjelaskan rincian tentang Nightmare sebelum rilis:
[...] The new album, Nightmare, is dedicated to The Rev memory and although it's not exactly a concept album, it does center around The Rev. The eeriest thing about it is there is a song on the album called "Fiction" (a nickname The Rev gave himself) which started out with the title "Death". And the song was the last song The Rev wrote for the album, and when he handed it in, he said, that’s it, that’s the last song for this record. And then 3 days later, he died. "
Mixing untuk album tersebut sudah selesai di New York City, dan album ini akhirnya dirilis di seluruh dunia pada tanggal 27 Juli 2010. Album ini mendapat review positif dari kritikus musik tapi. Disambut baik oleh fans. Nightmare memulai debutnya di nomor satu di Billboard 200 dengan penjualan 163.000 unit di minggu pertama.
Keberangkatan Portnoy dan drummer baru (2010-sekarang)
Pada tanggal 16 Desember 2010, Portnoy mengumumkan melalui Facebook bahwa ia tidak lagi akan bekerja dengan Avenged Sevenfold. Band ini memposting pernyataan di website mereka pada 17 Desember 2010 yang menyatakan bahwa Mike Portnoy tidak akan menjadi pengganti posisi The Rev, tetapi ada drummer baru yang telah dipilih untuk uji coba selama tahun 2011 dan menunjukkan berpotensi menjadi anggota tetap.
Pada tanggal 20 Januari 2011, Avenged Sevenfold mengumumkan melalui Facebook mantan drummer Confide Arin Ilejay akan tur dengan mereka mulai tahun ini tetapi belum mendapatkan tempat sebagai drummer permanen.
Avenged Sevenfold akan tampil di Rock am Ring dan Rock im Park festival pada tanggal 3-5, 2011 bersama band-band lain seperti Alter Bridge, System of a Down, dan In Flames.
Karakteristik
Genre
Material Avenged Sevenfold meliputi berbagai genre dan telah berkembang selama karier sepuluh tahun. Awalnya, debut album Sounding the Seventh Trumpet terdiri hampir seluruhnya dari Metalcore, namun ada beberapa penyimpangan untuk genre ini, terutama dalam "Streets" yang mengadopsi gaya punk dan "Warmness on the Soul," yang merupakan piano balada-oriented. Pada Waking the Fallen, band metalcore ditampilkan dengan gaya kontemporer sekali lagi, tetapi menambahkan vokal bersih lebih luas serta unsur-unsur musik yang lebih matang dan rumit. Dalam band DVD All Excess, produser Andrew Mudrock menjelaskan transisi ini: "Ketika saya bertemu Avenged Sevenfold setelah Sounding the Seventh Trumpet telah keluar sebelum mereka telah mencatat Waking the Fallen, M. Shadows berkata kepadaku 'rekaman ini scream. kami ingin membuat akan menjadi setengah-setengah scream dan bernyanyi. Aku tidak ingin menjerit lagi dan catatan setelah itu akan menjadi bernyanyi semua.. ""
Di City of Evil, album ketiga Avenged Sevenfold, band ini memilih untuk meninggalkan genre metalcore, mengembangkan gaya rock yang lebih keras. Album Avenged Sevenfold's self-titled, sekali lagi, terdiri dari beberapa penyimpangan untuk genre yang kurang konsisten dan gaya dari main hard rock dan lagu-lagu heavy metal, terutama dalam "Dear God", yang mengadopsi gaya country dan "A Little Piece of Heaven ", yang dilingkari dalam pengaruh lagu pertunjukan Broadway, terutama menggunakan instrumen kuningan dan gesekan orkestra untuk mengambil alih sebagian dari peran memimpin dan gitar ritme. Nightmare mengandung penyimpangan lebih lanjut, termasuk piano ballad yang disebut "Fiction" dan kembali singkat ke akar Metalcore mereka pada "God Hates Us". Band ini telah banyak berubah sejak album pertama mereka, di mana selama waktu itu mereka telah ditandai sebagai band berat dengan menjerit dan menggeram gaya vokal dikombinasikan dengan vokal bersih, menenggak riff gitar dan kerusakan yang satu dapat harapkan dari genre Metalcore.
Nama band dan konten lirik
Dalam sebuah wawancara untuk Majalah Skratch M. Shadows mengatakan "nama itu sendiri berasal dari Alkitab ini pada dasarnya pembunuhan pertama di Bumi antara Kain dan Habel.. [namanya ] 'apa yang terjadi di sekitar, datang sekitar' semacam itu. Dan hanya sehingga tidak ada kebingungan, Avenged Sevenfold bukan band agama "Bagian dari Alkitab dimana nama datang adalah Kejadian (King James Bible) - khususnya Kejadian 4:15, dimana Cain dihukum hidup di pengasingan untuk membunuh saudaranya. "Dan TUHAN berfirman kepadanya, demikian Kain barangsiapa slayeth, dendam harus diambil pada dirinya tujuh kali Dan TUHAN membuat tanda pada Kain, supaya setiap menemukan dia harus membunuh dia.". Singkatan "A7X" untuk nama band mereka adalah gagasan gitaris Zacky Vengeance. Judul lagu Avenged Sevenfold's "Chapter Four" mengacu pada bab keempat kitab Kejadian, di mana cerita Kain dan Habel terjadi. Subjek lagu juga tampaknya cerita ini. "Beast and the Harlot", namun lagu lain yang berasal dari Alkitab, berasal dari Kitab Wahyu hanya itu ditulis dalam orang pertama dan mengacu pada hukuman Babel Besar, kerajaan dunia dan kursi dari agama palsu.
Referensi lain Alkitab terjadi dalam lagu "The Wicked End". Dalam lagu ini, beberapa kali dikatakan "dust the apple off, savor each bite, and deep inside you know Adam was right" membuat rujukan kepada Hawa memakan buah terlarang. Walaupun judul dan nama band panggung anggota 'membuat referensi untuk agama, Shadows dinyatakan dalam sebuah wawancara bahwa mereka bukan band agama. "Siapa saja yang membaca lirik dan benar-benar tahu apa-apa tentang kami, mereka akan tahu kita tidak mempromosikan,"katanya. "Itu satu hal tentang band ini, bahwa aku memberitahu bahwa kita tidak pernah benar-benar mempengaruhi berbagai macam, seperti, keyakinan politik atau agama pada orang. Kami hanya bermusik di sana, untuk menghibur dan mungkin pemikiran di kedua sisi, tapi kita tidak mencoba. Seperti, benar-benar mendorong sesuatu ke dalam tenggorokan seseorang. Ada terlalu banyak band yang melakukan itu saat ini, saya pikir.. "Band ini memiliki beberapa lagu yang agak politik di alam seperti "Critical Acclaim", "Gunslinger" dan "Blinded in Chains". Lagu "Betrayed" dalam album City of Evil menceritakan tentang "kematian Dimebag Darrell".
The Deathbat
Logo band yang dikenal sebagai "Deathbat". Ini pada awalnya dirancang oleh seorang teman seni SMA Avenged Sevenfold, Mikha Montague, seperti yang terlihat pada band DVD pertama, The Deathbat telah muncul di semua album band, banyak yang dilakukan oleh Cameron Rackam, teman dekat dari band ini. The Deathbat telah berkembang dari hanya menjadi tengkorak dengan sayap kelelawar, untuk kadang-kadang muncul sebagai "ukuran orang" kerangka penuh dengan sayap kelelawar, seperti dapat dilihat pada cover album City of Evil dan Nightmare dan pada single "Dear God" dan "Scream". Pada Sounding the Seventh Trumpet, ada gambar dua orang (di mana tampaknya Kain dan Habel), seorang malaikat lain seperti manusia dan Deathbat semi-opak di bawahnya, beberapa Deathbat muncul di bagian belakang sampul album juga. Para Deathbat juga muncul di sampul sejumlah single seperti "Bat Country", "Warmness on the Soul" dan "Critical Acclaim".
Anggota Band
Para anggota band sesekali memainkan instrumen selain instrumen utama mereka tercantum di bawah ini.

Anggota Aktif
§  M. Shadows – lead vocals (1999–sekarang)
§  Zacky Vengeance – rhythm guitar,backing vocals (1999–sekarang)
§  Synyster Gates – lead guitar, backing vocals (2000–sekarang)
§  Johnny Christ – bass, backing vocals (2003–sekarang)
Mantan Anggota
§  The Rev – drum,vocal (1999–2009)
§  Matt Wendt – bass (1999–2000)
§  Justin Sane – bass (2000–2002)
§  Dameon Ash – bass (2002–2003)

Anggota Tambahan
§  Mike Portnoy - drum (2010)
§  Arin Ilejay - drum (2010-sekarang)

3352ae14f0967a5cb028ac210d2c615c.png
Timeline
READMORE - tentang Avenged Sevenfold , Lengkap kap, kap !!!