“SUUUUTTTT! SEMUA TOLONG YA DIEM, TARA MAU NONTON SEBENTAAAR, LIAT TUH! ONE DIRECTIOOONNN!!” teriak Tara kepada semua orang yang sedang berada dalam ruangan itu. Mama, papa, dan Tania adik tara hanya bisa menatap Tara dengan tatapan heran. Tapi yang ditatap sama sekali tidak peduli. Mama, papa, dan Tania tadinya sedang menonton televisi di ruang keluarga, dan tiba-tiba saja Tara datang dengan terburu-buru dari arah kamarnya. Gadis berumur 16 tahun itu memang sangat menggilai boyband yang sedang booming tadi, ya, One Direction.
“aaaaaa kaka mah
nyebeliiin! Tania kan lagi nonton badil kak, udah mana tadi badilnya lagi naik
elang tuh, seru padahal” komentar Tania, gadis kecil berumur 5 tahun. “kakak!
Ih aku malah dicuekin” oceh Tania sambil cemberut, tapi yang diajak bicara
tetap saja tidak bergeming. “sudah ya Tania, Tania kan anak pinter, Tania
ngalah aja sama kakak, besok kan badilnya ada lagi, kalo yang ditonton kakak
tuh jarang-jarang ada nak” ucap papa menenangkan si kecil. “udah yuk, Tania
main aja sama papa yuk ke rumah bude” ajak papa untuk menghibur Tania.
“hai Niall! Kamu
kenapa ngeliatin aku gitu? kamu suka sama aku ya? jujur!” “ih jawab dong
Niall!” . “Tara, stop ngomong sama poster! Sampe kamu ubanan juga dia gak bakal
nyautin” tegur mama yang tiba-tiba saja sudah berada di ambang pintu kamar Tara.
“iya ma iyaaa” jawab Tara dengan wajah cemberut. “besok kamu udah sekolah lagi
kan?” Tanya mama. “iya ma, besok udah mulai masuk lagi”. Gadis manis berkulit
sawo matang dan memiliki tinggi yang ideal untuk seorang gadis seumurnya itu
kini bersekolah di SMA Nusantara dan kini duduk di kelas 11 semester dua.
“yaudah, abis itu kamu tidur ya biar besok gak kesiangan, brentiin tuh
kebiasaan kamu ngomong sama poster, ntar gila loh” pesan mama sambil
meninggalkan kamar Tara. “ish mama.. nggak ngerti banget sama anak muda.. kamu
juga, kenapa masih ngeliatin aku aja?! Kalo suka tuh bilang!” oceh Tara ke arah
poster One Direction yang dipajang di dinding kamarnya.
“pa, Tara masuk
skolah ya” ucap Tara dengan nada tergesa-gesa, ia mencium tangan papanya dan
kemudian berlari-lari kecil menuju gerbang sekolahnya. “duh, aku telat, aku
telat, aku telat,…” bisik Tara kepada dirinya sendiri. Untung saja ia belum
telat, tak lama setelah ia masuk, pak satpam segera menutup gerbangnya.
“makasih pak, duh bapak baik deh he he he” ucap Tara kepada pak satpam yang
hanya menatapnya dengan ekspresi datar. Kemudian Tara melanjutkan perjalanan ke
arah kelasnya, ia melewati ruang kepala sekolah yang pintunya sedikit terbuka,
sedikit sekali.
Tara iseng mengintip ke dalam pintu yang hanya terbuka sedikit
itu. ih itu… itu siapa? Kok kayanya aku
gak kenal ya ucap Tara dalam hati, ia melihat punggung seorang murid yang
mengenakan seragam SMA, dan Tara merasa asing, terutama dengan gaya rambutnya
yang… lebih bagus dari kebanyakan rambut anak laki-laki di sekolahnya.
Tapi
kemudian Tara segera melanjutkan langkahnya menuju kelas. Ketika sampai di
kelas, ia melihat banyak teman-temannya yang sedang berkumpul dan membicarakan
sesuatu. Tara duduk di bangkunya dan mulai bertanya kepada kumpulan murid yang
paling dekat dengannya “eh, pada ngomongin apa sih?” . “mmm… Tara pengen tau
aja apa pengen tau banget?” ledek Shanon, ratu gosip dikelasnya. “ish dasar
kamu! Serius ah, pada ngomongin apa?” balas Tara. “itu… katanya boyband one
direction pindah sekolah kesini, itu, boyband kesukaan kamu itu looh” jawab
Shanon. “HAH? DEMI APA DEMI APAAA????” Tara histeris. “ish norak kamu,
ketinggalan histerisnya, anak-anak cewek lain histerisnya udah dari tadi kali”
“ish yaudah sih, aku kan telat”
“eh eh pak Doni dateng” ucap shanon sambil
berlari ke bangkunya. Dan… pak Doni ternyata datang bersama dua orang anak
laki-laki. Tara kaget, benar-benar shocked. ITU
KAN… YA AMPUN !! ITU LOU SAMA NIALL !!! batinnya, hatinya serasa ingin
keluar dari dadanya. CANT BELIEVE IT! GUE
SEKELAS SAMA NIALL SAMA LOUIS !! AAAAAAA Tara terus-terusan histeris dalam
hati. Kemudian pak Doni menyuruh kedua anak itu mengenalkan diri di depan kelas
dan kemudian duduk di bangku yang kosong. Tara melihat ekspresi Niall begitu
tidak mengenakan, seperti orang marah, kesal. Sedangkan Lou, ekspresinya datar,
biasa saja. Dan Tara benar-benar kaget ketika Niall memilih duduk di sebelahnya
sementara Lou duduk di bangku pojok, Tara dan Niall berada dua bangku di depan
Lou dengan barisan yang berbeda dengan barisan Lou.
“ha.. hai!” Sapa Tara dengan gugup. “hai” jawab Niall dengan
singkat, singkat dan jutek. “kenalin, aku Tara” sambil menyodorkan tangannya
Tara memperkenalkan diri. Niall menyambut tangan Tara, tetapi tidak benar-benar
menyambut, hanya menyentuh sebentar kemudian menarik tangannya lagi, lalu
berkata “Niall”. Tara kesal, sakit hati. hih,
mentang-mentang artis, sombong banget kok yah, katanya Niall baik banget, tapi
kok jutek gitu sih batin Tara, ia sedikit sedih melihat kenyataan bahwa
idolanya itu begitu jutek.
Selanjutnya sepanjang pelajaran, Niall dan Tara tak
begitu banyak berkomunikasi, paling ucapan Niall hanya “pinjam penghapus”
kemudian mengambil penghapus Tara tanpa menunggu respon dari Tara. Atau seperti
“nih” sambil menaruh kembali penghapus yang dipinjamnya. Tara juga, ia sudah
terlanjur sakit hati, dan berjanji pada dirinya sendiri ia tidak akan mengagumi
Niall lagi, benar-benar tidak seperti yang diharapkannya, karena itu ia tidak
mencoba lagi untuk mengajak Niall berbicara. Kemudian hal yang lain yang
terjadi ialah, Tara sesekali melihat Niall menengok ke belakang, ke arah Louis,
tapi Tara tidak mengerti apa yang terjadi, Tara tidak mengerti apa yang mereka
lakukan, apa yang mereka bicarakan melalui tatapan masing-masing dari mereka
.
Seminggu telah
berlalu, segalanya berjalan begitu-begitu saja, Tara kini memang masih menyukai
One Direction, tapi ia tidak lagi menggilai personilnya, tepatnya, itulah yang
Tara coba lakukan. Tapi nyatanya tidak, dalam lubuk hatinya, Tara masih selalu
mengagumi idolanya, ia hanya menyangkal itu karena melihat idolanya tidak
sebaik yang ia pikirkan. Hubungan Niall dan Tara dikelas juga tidak ada
perubahan, masih dengan hubungan yang-berbicara-seperlunya-saja.
Tapi hari ini,
Tara bingung. Niall sedikit berubah. Ketika jam istirahat, Tara memutuskan
untuk tidak pergi ke kantin. Niall bangkit dari bangkunya dan berkata “kamu ikut
aku, aku mau kenalin kamu ke the boys” dengan nada yang sedikit jutek. Tara
kaget, ia sangat ingin sekali diperkenalkan dengan personil One Direction yang
lain, tapi kok jutek gitu sih, Niall aneh
batin Tara. Tanpa menunggu jawaban Tara, Niall menarik tangan Tara dan menggeretnya
kea rah kantin “eh eh eh pelan-pelan kek!” protes Tara di tengah jalan. “udah
jangan bawel” jawab Niall.
Sesampainya di
kantin, Niall mencari-cari dimana the boys, dan kemudian menghampiri, masih
dengan tangan Tara digenggamannya. “nih.. kenalin, dia Tara” ucap Niall
langsung ketika sampai di meja the boys. “oh.. hai Tara! Jadi kamu ya yang
sebangku sama Niall itu ya? Ayo duduk sini” sambut Liam sambil mempersilahkan
Tara duduk di bangku yang sudah disediakan. “iya.. hehe kok Niall bisa ngenalin
aku ke kalian gini sih? Kalian yang minta atau gimana?” jawab Tara langsung to
the point. Harry, Zayn dan Liam terlihat bingung, namun tetap tersenyum. “ohh..
iya itu, Niall kayanya tertarik tuh sama kamu” sahut Louis sambil menyolek
pinggang Niall dan tersenyum jahil. “ish apaan sih Lou” sahut Niall ketus. Hah? Niall tertarik sama aku? Tertarik tapi
kok jutek gitu sih? Padahal yang lain ramah banget, kesan pertama nyenengin
banget. Ah bodo deh mau Niall jutek apa engga, yang penting dapet kesempatan
deket sama yang lainnya HUAHAHAHA. “eh, kamu kelasnya dimana?” Tanya Tara
kepada Liam, Harry dan Zayn. “ooh.. aku sama Liam di kelas 11B, kalo Zayn
nyasar sendirian di kelas 11C haha” jawab Harry. “ohh haha kasian ya Zayn”
ledek Tara. Yang diledek hanya tersenyum malu-malu saja. “kalo kamu, Niall sama
Lou di kelas 11A kan ya?” Tanya Zayn. “iya.. hehe” jawab Tara. Dan selanjutnya
Tara dan the boys asyik mengobrol. Zayn, Harry, Liam, dan Louis sangat
menikmati perbincangan mereka dengan Tara, hanya Niall saja yang berbicara
sepenuhnya, dia lebih memfokuskan diri dengan apa yang sedang dimakannya.
Kedekatan Tara dengan the boys terus berlanjut, mereka begitu akrab,
bahkan Tara sering mengunjungi rumah Liam, Harry, Zayn, maupun Louis, sesekali
Tara mengunjungi rumah Niall, itupun karena the boys yang mengajak Tara, Niall
masih sedikit jutek dengan Tara, meski begitu, ini sudah mengalami kemajuan,
Niall sudah mau mengobrol dengan Tara dan mengurangi kejutekannya.
Suatu hari, Tara
tidak sengaja bertemu Liam di tengah perjalanannya menuju rumah waktu pulang
sekolah. “hai Liam! Mau pulang ya?” “iya nih, kamu jugakah?” “iya hehe.. eh aku
main dong ke rumah kamu, ngobrol aja gitu, aku bosen main sama Harry sm Louis
mulu di rumah mereka, kalo ke rumah kamu kan jarang tuh hehe” “fine, ayok!”.
Kemudian Tara dan Liam berjalan bersama ke rumah Liam.
“ini kamar kamu Liam? Rapih bangeeeeettt” komen Tara dengan tatapan
kagum. “masa? Biasa aja ah haha”. “iya serius deh, kalo buat ukuran cowok mah
ini rapi” jawab Tara sambil mengacungkan jempolnya. “by the way, sejak pindah
kesini, kamu udah punya pacar belum?” Tanya tara dengan tatapan menggoda. “udah
dong haha kamu mau aku kenalin?” jawab Liam. “mauuuu!!!! Siapa namanya? Pasti
dia beruntung banget yah dapet cowo rapi kaya kamu haha” “ish Tara, kamu
ngeledek aja daritadi. Namanya Deas” sahut Liam dengan muka yang malu-malu.
“hwaaa nama yang bagus Liam! Pasti dia cantik kan ya?” :iya dong, she’s great!
Kapan kapan aku kenalin” “kok aku gak pernah denger namanya sih?kamu ketemu
dimana sama dia?” “ohh.. itu, um.. di sekolah aku yang lama hehe” “ngomongin
soal kepindahan kamu nih, kalian kenapa sih kok tiba-tiba pindah sekolah gitu?
ada apa?” Tanya Tara. Liam langsung terlihat bingung, dan dia hanya bisa
tersenyum canggung sambil berkata “pengen nyari suasana baru aja Ra hehe”. Tara
heran, seperti ada sesuatu yang disembunyikan, tapi apa?
“iya jo, jadi
makin hari aku makin deket aja tuh sama the boys. yaaa tetep, Niall masih gak
kaya yang lain. Sedih si, tapi gimana haha”
“udah deh,
jangan dipikirin cantik, yang penting yang lainnya baik kan sama kamu? Kata
kamu Liam baik banget, trus Zayn suka bantuin kamu kalo kamu susah, suka senyum
suka sama kamu, kamu sendiri juga yang bilang Louis suka bercandain kamu, dan
Harry yang yang gaya bicaranya paling kamu sukain”
“duh Jo, kamu
inget aja kok yah sama apa apa yang udah aku certain ke kamu haha tkanks ya by
the way selama ini kamu udah mau jadi sahabat penaku, beneran deh, sometimes we
need to meet, kita harus ketemu, aku pengen ketemu sama orang yang selama ini
baca curhatan aku”
“next time Tara,
we will :) . Kamu tidur gih, udah malem kan ini hehe”
“oke, bye Jo :)”
Begitulah, sejak
liburan semester, Tara menemukan teman baru melalui jejaring social Twitter,
dan pertemanan mereka berlanjut sampai ke MSN. Namanya Jo, meskipun Tara bahkan
tak tahu ia seperti apa, Tara sangat nyaman bercerita dengan Jo. Dia sangat
dewasa dari caranya merespon cerita-cerita Tara. Bahkan Jo lah orang pertama
yang Tara beritahu mengenai kedatangan One Direction di sekolahnya.
Malam ini Tara
sudah berusaha keras untuk tidur, tapi tidak bisa. Ia terus… ia terus kepikiran
dengan kelima cowok yang tiba-tiba saja hadir di hidupnya. Tidak, Tara hanya
memikirkan seseorang. Ya, siapa lagi kalau bukan Niall. Artis yang sangat ia
kagumi, yang sangat ia cintai, tapi justru yang paling tidak menghargai
keberadaann Tara.
Ish, dasar Tara, udah tau Niall jutek sama kamu Ra..
tapi kamu kenapa masih mikirin dia? Aaaa aku gak bisa berenti buat mikirin
Niall. Yang paling aku kagumi di One Direction kan Niall. Tapi Niall? Dia
kenapa sama aku? Kenapa sikapnya dingin dan jutek sama aku?
Tapi…. Ya ampun. Aku gak bisa ngelupain tatapan Niall
pas dia nolongin aku waktu kepeleset. Dia tuh kaya…. Ya ampun dia tuh kaya
caring sama aku, tapi setelah dia sadar dari “tatap-tatapan ala india” yang
baru aja kita lakuin, dia balik lagi kaya Niall yang jutek.
Dan oh… pas aku susah buka kunci gudang sekolah! Gatau
kenapa tiba-tiba dia dateng, dan bantuin aku buka pintunya! Eh tapi bisa aja
itu emang dia kebetulan lagi lewat, hhhuuufftttt
Eh tapi! Waktu lampu gudangnya mati! Kenapa tiba-tiba
bisa bisa nyala dan Niall yang dateng nolongin aku? Muka dia juga kayanya
khawatir gitu.. Apalagi waktu aku ketakutan banget sampe reflek meluk dia pas
dia dateng, dia gak ngelepasin pelukan aku! Kenapa dia gak marah pas aku reflek
meluk dia? Ah mungkin karena kasian.. Kenapa dia bisa tau lampu gudang mati?
Aaaaa tapib esoknya juga dia udah biasa lagi sama aku, jutek lagi…
Aaaaa aku bener-bener gak bisa berenti mikirin Niall.
Matanya, cara ketawanya, suara dia pas nyanyi, dan….. tatapan dia ke aku. Eh,
aku kan sering mergokkin dia lagi natap aku, waktu lagi ngumpul-ngumpul sama
the boys, sama waktu nyatet pelajaran.. tapi, kenapa gitu sih? Apa aku udah
buat salah sama dia? Ih engga, orang ketemu aja baru 2 bulanan ini kok..
Ah bener deh,galaaauuuuu!!
Tara terus
memikirkan Niall dan kebetulan-kebetulan aneh yang sering terjadi diantara
mereka, sampai akhirnya Tara terlelap…
Keesokkan
harinya saat pulang sekolah, Tara memutuskan untuk tidak langsung pulang ke
rumah, ia melangkahkan kakinya menuju taman sekolah yang tentunya sudah sepi.
Sesampainya disana, Tara kembali merenung, memikirkan…. Siapa lagi kalau bukan
Niall?
Ketika Tara
larut dalam pikirannya, datang Louis yang langsung mengambil posisi duduk
disebelah Tara. “heeeiii, kok gak pulang?” Tanya Lou. “heh.. enggak.. aku lagi
pengen kesini aja dulu” “galau yaaaa?” ledek Louis. “ish apaan si kamu Lou,
sijaman galau? Ahahaha” jawab Tara diiring tawa garingnya.
“udah cerita aja
sama aku, kamu kan juga sering cerita sama aku, kamu lupa? Atau aku udah gak
asik lagi buat kamu? Atau kamu udah gak mau lagi curhat-curhatan sama aku?”
Tanya Lou.
“engga Lou…
aku…..” “kamu kenapa?” “Niall Lou… aku gak bisa berhenti mikirin dia” “udah aku
tebak haha dia kan yang sering kamu curhatin ke aku..” “iya.. aku emang
pengen ngelupain dia, aku emang pengen
banget nyadarin diri aku sendiri kalo dia tuh sama sekali ga ada perasaan sama
aku.. tapi kebetulan-kebetulan diantara kita, dan apa yang dia lakuin ke aku,
tatapannya Niall gak bisa dibohongin Lou! Dia kaya peduli gitu sama aku..”
“iya, aku yakin kok dia suka sama kamu Ra, mungkin dia malu kali..” “MALU
KENAPA SIH LOU? DAN KALO EMANG KATA-KATA KAMU BENER, KENAPA DIA JUTEK TERUS
SAMA AKU? KENAPA?!!! KENAPA KALO DIA SUKA SAMA AKU DIA TERUS JUTEK SAMA AKU?
DIA TERUS BERTINGKAH DINGIN KE AKU? KENAPA LOUU????!!!!!” omongan Tara
meninggi, seperti orang yang kehabisan kesabaran, seperti orang yang putus asa
dan ingin marah tapi tidak tahu harus marah pada siapa.
”maafin aku Ra,
aku gak tau.. mungkin aja dia masih trauma sama mantannya.. makanya dia masih
cuek dan jutek gitu sama kamu.. mungkin aja dia belum sadar kalo dia tuh suka
sama kamu… atau bisa juga dia emang sadar, tapi dia berusaha nyangkal perasaan
dia ke kamu..” tanggap Lou dengan sabar meskipun tadi Tara sempat membentak.
“hhh… maaf ya
Lou, tadi aku kehilangan kontrol, aku capek Lou……” ucap Tara dengan wajah yang
sedih. “iya iya… udah ya kamu jangan sedih terus, aku bakal selalu ada buat
nemenin kamu” “makasih Lou…” “eh aku beli minum dulu ya Ra”
Setelah berkata
demikian, Louis meninggalkan Tara. 30 menit berlalu dan Louis belum juga
kembali. Tapi Tara sama sekali tidak memikirkannya lagi, ia sepertinya hanya
butuh sendiri, mungkin menikmati kelelahannya..
Tak lama, datang
Niall yang langsung duduk di tempat Louis duduk tadi, di samping Tara. Tara
belum menyadari kedatangan Niall. “kamu ngapain Ra disini?” Tanya Niall untuk
menyadarkan Tara dari lamunannya. Tara kaget dan tersadar dari lamunannya.
“hah? Eng….. enggak kok, lagi pengen sendiri aja” tampak dari wajah Tara dia
begitu kaget melihat Niall yang tiba-tiba saja sudah ada di sampingnya. Dan
cara Niall berbicara, benar-benar berbeda seperti biasanya. Tatapannya lembut
dan… seperti merasa bersalah. “oohh…mmm…” Niall terlihat bingung harus
berbicara apa, ia menundukkan kepalanya dan memainkan kakinya. “kenapa Niall?
Kamu tumben nyamperin aku, ngajak aku ngomong, tumben, banget” Tanya Tara. “Ra…
aku..” “kenapa?” “aku sayang Ra sama kamu……..” Tara speechless, ia benar-benar
tidak percaya dengan apa yang baru saja ia denga, Niall terlalu to the point!. What? Niall bilang sayang sama aku? Am I
dreaming? Nggak, ini pasti cuma mimpi. “aku… selama ini selalu nyangkal
perasaan aku ke kamu.. tapi aku gak bisa, rasa sayang aku justru malah tambah
gede” aku Niall. “kamu… tapi… aduh, tapi kenapa kamu selama ini jutek banget
sama aku Niall?” “iyaa, itu karena aku masih berusaha buat ngeyakinin diri aku
kalo aku gak suka sama kamu.. tapi aku salah, tiap hari justru aku makin sayang
sama kamu. Kamu beda aja, ada sesuatu dari diri kamu yang bikin kamu beda Ra..
dan aku suka itu, hati aku kaya udah milih kamu, tapi……” “tapi apa?” “ah,
engga… hehe” Niall menjawab sambil tersenyum garing. “jadi, perasaan kamu ke
aku gimana Ra? Kamu mau kan jadi pacar aku?” “hah? Em…..” Tara terlihat
canggung, salah tingkah.
“i..iya Niall.. justru aku yang dari awal udah jatuh
cinta sama kamu.. kamu tau gak sih, di One Direction itu, aku paling ngagumin
kamu.. sebelum kita ketemu, aku baca fakta-fakta tentang the boys, dan salah
satunya bilang kalo kamu itu tipe orang yang jatuh cinta gak dari mata, tapi
dari sini” Tara kemudian menempelkan telapak tangannya di dada Niall. “dari
situ aku mulai menghayal.. eh nggak dari situ juga deng.. aku selalu menghayal
kalo suatu saat sesuatu ngebuat kita bisa bertemu, karena kalo gitu, aku punya
kesempatan buat deket sama kamu, dan aku juga berharap kalo kamu bisa jatuh
cinta sama aku.. memang, kita ketemu, aku seneng banget… tapi pas tau kalo
sikap kamu segitu juteknya sama aku, aku sedih.. harapan aku bisa kenal sama
kamu, bisa dapet kesempatan buat dicintai sama kamu pupus semua….” Tara
menceritakan segalanya dengan lemah, dan air mata mulai menggenang di matanya.
“setiap malam sejak kita ketemu, aku gak pernah berhenti mikirin kamu Niall..
aku terus bertanya-tanya ada apa sama kamu.. aku heran aja, the boys pada ramah
sama aku, tapi nggak begitu dengan kamu… aku sedih” air mata Tara mulai
mengalir. “Ra… maafin aku Ra… aku sayang sama kamu” kemudian Niall memeluk
Tara.
Cukup lama
mereka berpelukan, dan akhirnya pelukan itu lepas dengan senyum yang bahagia di
bibir kedua insan yang sedang jatuh cinta itu. “eh Ra.. sebenernya….” Ucap
Niall. “kenapa?” jawab Tara. “heh? Engga deh gajadi.. hahaha” tawa Niall. “yeee
dasar kamu”. “berarti, sekarang kamu pacar aku kan ya?” Tanya Niall polos.
“hmm…. Mau kamu gimana deh?” ledek Tara. “yaaa.. mau aku mah pacaran” “mm..
emang pengen banget?” ledek Tara lagi. “ishh.. kamu mah gitu!” ucap Niall
sambil menggelitik pinggang Tara yang hanya bisa tertawa melihat tingkah pacar
barunya itu.
AAAAAAHHHHH
thanks God!! Aku bahagia bangeeeeettttttt.
good! rame ceritanya! lucu deh pas niall bilang “ishh.. kamu mah gitu!” ucap Niall sambil menggelitik pinggang Tara . hahaha kata "mah" itu niall berasa orang sunda bgt hehe ^^v
ReplyDeletelanjutkan nulisnya ya :D
Hhhaaaa... Ceritanya bikin aku envy..
ReplyDeleteSo sweeeettttttttt!
ReplyDelete