“HAH??!! LOUIS???....” Tangan
Tara gemetar, seketika handphone yang ia genggam terjatuh, padahal sambungan
panggilan belum terputus, diseberang sana masih ada Liam yang baru saja
memberinya kabar. Kaki Tara pun lemas seketika dan ia jatuh terduduk. Air mata
mengalir tiba-tiba ke pipinya. Zayn, yang sedari tadi berdiri di samping Tara
tidak mengerti apa yang terjadi, tidak mengerti apa yang baru saja dikatakan
seseorang dalam handphone Tara. Kemudian Zayn mengambil HP Tara. “halo?” “Zayn
ya? Tara mana Zayn? Kalian lagi dimana?” terdengar suara Liam diujung sana.
“Tara, ada kok disamping gue,kita lagi nyari-nyari buku aja di toko buku.
Kenapa Li?” “Louis Zayn, dia…….. lo kesini aja deh, rumah sakit tempat Lou di
rawat” “DIA KENAPA LIAM?” suara Zayn meninggi seketika. “Louis udah ga ada,
udah cepet kesini” suara Liam terdengar seperti suara orang
yang-mencoba-tegar-tapi-tidak-bisa, “oke” sahut Zayn pasrah. Sementara itu Tara
masih terduduk lemas, dengan air mata mengalir dan pandangan kosong lurus ke
depan. “Ra, ayo ke rumah sakit” ajak Zayn dengan suara lembut. Tara hanya
menuruti ketika Zayn membangunkannya dan menuntunnya menuju mobil.
Sesampainya di depan rumah sakit,
Tara langsung keluar dari mobil dan berlar-lari menuju kamar Lou di rawat.
Sesampainya disana, ia hanya mendapati orang tua Louis, Liam, dan adik-adik
Louis. Mereka hanya duduk terdiam di sekeliling ranjang Louis yang kini seluruh
tubuhnya ditutupi selimut. Tara berjalan lemas menuju ranjang Louis, kemudian
duduk disamping ibu Louis. Tara membuka selimut yang menutupi wajah Louis
sampai ke dadanya, ia menggenggam tangan Louis dan menangis. Hanya tangisan,
tanpa sepatah kata pun. Ibu Louis kemudian mengusap-usap punggung Tara, “dia
meninggal dalam keadaan menyayangimu Tara….” Ucapnya seraya tersenyum dan
meneteskan air mata, lalu keluar ruangan disusul ayah Louis dan Liam.
Hening sejenak, Tara benar-benar
tidak sanggup hingga belum bisa mengeluarkan kata-kata dari bibirnya. Sementara
itu Zayn datang sehabis memarkirkan mobil, ketika ia ingin membuka pintu kamar,
Liam dengan sigap menahannya dan memberi isyarat, Zayn melihat kedalam dan
kemudian mengerti.
“kamu…. Kenapa ninggalin aku….
Lou? Kamu sayang … sama aku kan?” ucap sambil terisak. “kita semua bakal kangen
sama kamu, kamu balik dong…. Jangan pergi dulu…” melihat tak ada reaksi dari
tangan dingin yang digenggamnya, Tara menghela nafas panjang, dan meletakkan
kepalanya di tangan dingin tersebut.
Hands are silent, voice is numb. Try to scream out my lungs, it makes
this harder…. And the tears stream down my face…… if we could only have this
time for one more day, if we could only turn back time…… (One Direction –
Moments)
Beberapa menit kemudian, Tara
keluar, dengan air mata yang sudah disekanya. Dan ia melihat Zayn serta Harry
yang baru datang. Tara mencoba tersenyum. Selanjutnya mereka kembali masuk dan
mengurusi jenazah Lou sehingga bisa dikuburkan.
Seusai pemakaman Louis, Tara
berjalan berlawanan arah dengan yang lain, sendirian. Zayn yang melihatnya
bergegas menyusul Tara, tapi kemudian Harry menahannya, “biarin aja dulu Zayn,
dia butuh sendiri mungkin” Zayn menurut, dan kembali mengikuti yang lain
berjalan pulang.
Tara menuju ke taman biasa tempat
ia dan Niall berkunjung, ia duduk di bangku taman tersebut, menghela nafas
panjang dengan tatapan kosong dan lelah. Tangannya menggenggam sebuah amplop,
amplop yang diberikan Lou beberapa hari sebelum kepergiannya. Kemudian ia
membukanya.
Dear Si Cantik Tara,
Hai ….. senyum dong =)) kamu itu cantik, dan kamu gak boleh lama lama
bersedih. Ge er ya aku? Jaga jaga aja sih, yaaa siapa tau kamu emang nangisin
aku hihi
Lewat surat ini, aku pengen jujur sama kamu. Aku gak ngomong langsung
karna aku pikir emang gak perlu hehe
Aku sayang sama kamu, udah itu aja haha. Aku sayang sama kamu, bahkan
jauh sebelum kamu kenal sama aku. Tapi seperti yang kamu lihat, aku lemah,
sakit, gak punya kekuatan buat ngejaga kamu.
Karna itu aku nyuruh Niall buat jagain kamu. Bukan berarti dia terpaksa
loh jadi pacar kamu. Kalo dia terpaksa mah udah aku abisin dia jauh hari sebelum
ini haha. Dia beneran sayang loooh sama kamu.
Ngomong-ngomong dia kemana ya? kok gak pernah jenguk aku? Tapi kurasa
kamu juga gak tau dia dimana kan….
Tara…… jangan jadiin sayang aku ke kamu sebagai beban ya.. aku bilang aku sayang sama kamu Cuma supaya
kamu tau aja,. Gak lebih..
Dan kamu, jangan ragu-ragu kalo udah sayang sama orang, apalagi Niall.
Pokoknya jangan mikirin aku deh, mencintai
kamu adalah hal terindah yang pernah aku lakuin dalam hidup aku. Dan melihat
kamu bahagia, itu udah cukup bikin aku tenang ninggalin dunia ini.
Aku sih maunya kamu tetep sama Niall, karna aku percaya banget dia yang
paling bisa ngejaga kamu. Tapi kalo misalnya kamu sayang sama orang selain
Niall, ya gapapa juga. Aku cm bisa berharap, siapapun pria yang beruntung itu,
bisa ngejagain kamu. Inget, jangan sayang sama aku
Ra, aku udah ga ada apa apa
lagi haha geer ya? gapapa deh sekali-kali.
Udah deh segitu aja, maaf yaaaa kalo kepanjangan. Love you manis..
Yang menyayangimu selamanya,
Louis Tomlinson
Tara mengusap air mata di
pipinya, dan tersenyum. Tatapannya kemudian lurus kedepan, dan kosong.
Tiba-tiba seoarang perempuan sebayanya duduk
di samping Tara, juga dengan pandangan lurus kosong ke depan. Kemudian
tara menoleh, menunjukkan raut wajah yang heran. Ketika Tara ingin mengeluarkan
kata-kata dari bibirnya, perempuan tersebut mendahuluinya “kamu juga lagi sedih
ya? abis keilangan sesorang yang berarti di hidup kamu kah?” ia bertanya masih
dengan tatapan lurus kosong ke depan. Tara mengehela nafas panjang, dan kemudian
kembali menatap ke depan. “kira-kira seperti itu…..” “kamu tau apa? Kita
senasib, sama sama keilangan…..” masih dengan tatapan lurus ke depan perempuan
tersebut berbicara. Kemudian keduanya sama-sama menoleh, dan tertawa untuk
beberapa saat mengingat lucunya tingkah masing-masing dari mereka. “by the way,
aku Witha” ucap si gadis seraya menjulurkan tangannya yang langsung disambut
Tara “aku Tara… aku kayanya baru liat kamu.. baru?” “yepp… dan aku berencana
bersekolah di SMA Nusantara” “seriously? Aku juga disitu, kita bisa jadi temen
baik Tha !” sambut Tara antusias. “jadi kamu sekolah disitu juga? Kelas berapa?
Aku kelas 11” “aku jugaaaa! Aaaa semoga kita sekelas ya”. keduanya kemudian
saling bercerita tentang asal-usul masing-masing.
Sementara itu…. terdapat seorang
pria berambut pirang bermata biru duduk bersimpuh di sebelah batu nisan yang
bertuliskan nama “Louis William Tomlinson”. Ia hanya duduk terdiam disitu untuk
beberapa menit. Kemudian ia menabur bunga. Dan kembali memandangi nisan
tersebut. “kenapa pergi Lou? Kenapa pergi ninggalin gue? Urusan lo, gue, kita….
Belom selesai….. kenapa lo ninggalin gue?
Sekarang gue bener-bener gak tau apa yang harus gue lakuin, karna bahkan
gue gatau apa yang lo mau… gue ngerasa salah udah punya perasaan sama Tara Lou…
apa gue harus ngejauh? Atau gue balik dan ngejagain Tara? Apa sih yang lo rasa?
Dan lo nggak mikirin 1D ? kita gak mungkin bisa kaya 1D yang biasanya tanpa
kehadiran lo…….”
Setelah sekian lama berdiam diri,
Niall akhirnya berdiri. Mungkin gue seharusnya
pergi, ngejauh dari Tara…. Dan pria berambut pirang tersebut pergi
meninggalkan nisan Louis Tomlinson.
I’ve got to move on and be who I am.. I just don’t belong here, I hope
you understand.. we might find our place in this world someday.. but at least
for now, I gotta go my own way.. (Vanessa Hudgens – Gotta Go My Own Way)
min, lanjutin part 6 nya dong :D seruu abisnyaa :D
ReplyDelete