“jadi….. kamu bukan Jo?” “yeeeee jelas-jelas aku Zayn!” jawab
Zayn enteng. “udah cepet naek, laper nih” omel Zayn sambil berkaca pada spion
dan membenahi rambutnya. Tara kemudian
hanya menuruti Zayn.
Zayn membawa Tara ke sebuah restoran makan yang tak jauh dari
sekolah mereka, salah satu restoran favorit Tara.entah mengapa saat menyantap
makanan masing-masing, Zayn terlihat begitu gugup dan ragu-ragu, lain dengan
Tara yang bersikap santai. Berulang kali Zayn menatap Tara, tapi Tara nampaknya
terlalu cuek dengan yang lain kalau urusannya sudah “makanan”.
“Tara….” panggil Zayn. seketika Tara mengangkat kepalanya dan
menatap Zayn, “ya?”. “mm…. aku mau nngomong sama kamu. Aku…” “aku kenapa? Kok
kamu jadi gugup gitu sih?” ucap tara blak-blakan. “haha..” tawa garing Zayn
terdengar, tapi kata-kata selanjutnya menunjukkan bahwa ia sudah mulai bersikap
santai. “aku sayang sama kamu Ra……..” Tara langsung kaget, setelah beberapa
detik menenangkan diri, Tara mulai berucap “aku juga! Aku sayang kamu, kayak
aku sayang sama kakak aku hehe”
“engga Ra… aku sayang sama kamu bukan sebagai adik. Really it
is, aku sayang kamu. Aku tau kamu mungkin kamu belom bisa ngelupain Niall, tapi
please kasih aku kesempatan buat ngejagain kamu, ngelindungin kamu, dan ngebuat
kamu jatuh hati sama aku dan….. gantiin posisi Niall di hati kamu” ungkap Zayn
dengan nada lembut. “tapi Zayn ak…” belum sempat melanjutkan omongan, Zayn
langsung memotong “aku tau mungkin aku jahat banget udah bersikap gini ke
Niall. Percaya deh sama aku, aku udah mendem perasaan ini dari sejak kita awal
ketemu, di kantin, sewaktu Niall ngegiring kamu ke kita. Dan selama itu pula
aku berusaha buat ngeganti perasaan sayang
aku ke kamu sebagai perasaan sayang aku ke adik aku. Tapi engga Ra…
sampe detik ini perasaan itu masih sama. Aku pikir kamu harus ngelupain Niall
Ra, dia itu udah abu-abu buat kamu, gak jelas. Mungkin dia gak akan dateng ke
kita sebelum breaktime kita selesai, sebelum rekaman album baru dimulai, dan
itu masih lama Ra….”
“Zayn…. aku…” ucap Tara seraya menggelengkan kepala, sekarang
jadi berbalik, Tara yang terlihat gugup dan begitu shock. “please Ra…..” jawab
Zayn, tatapannya begitu memohon. Tapi tara langsung berdiri dan berjalan
melewati kursi Zayn, berniat meninggalkan Zayn. seketika Zayn menarik tangan
Tara “Ra, mau kemana?” “aku mau pulang Zayn, lepasin…” jawab tara tanpa
mengalihkan pandangannya ke Zayn. “aku anter Ra.. oke?” jawab Zayn tanpa
melepas tangannya. Sekarang tatapannya berubah menjadi tatapan orang yang
pasrah dan kemudian ia menarik Tara hingga keluar dari restoran dan
mengantarnya pulang. Sepanjang jalan hanya hening yang menghiasi mereka. Ketika
mereka sudah sampai di depan gerbang rumah Tara, Tara langsung turun dan
bergegas masuk tanpa mengucap sepatah katapun pada Zayn. “Ra…” Tara
menghentikan langkah untuk membuka gerbang rumahnya, tapi tidak menoleh. “aku
masih berharap kamu mau nerima aku, aku bakal tunggu jawaban kamu….” ucap Zayn.
yang diajak berbicara masih belum menoleh, dan selanjutnya ia hanya melanjutkan
langkah masuk ke rumahnya. Zayn menghela nafas berat, tatapannya begitu sedih
saat ini. Kemudian ia langsung pergi meninggalkan rumah Tara.
Sesampainya di rumah, Tara langsung berganti pakaian dan
bergegas ke kamarnya, hanya berbaring di kasurnya, pikirannya melayang entah
kemana. Beberapa menit kemudian ia langsung mengambil handphonenya.
Tanpa disadari keduanya, sedari tadi ketika mereka
meninggalkan sekolah, ada sebuah mobil yang terus membuntuti mereka sampai ke
rumah Tara. bahkan ketika di restoran, pemiliknya mengikuti mereka masuk dan
duduk tak jauh dari bangku mereka.Tterlihat di dalam mobil tersebut seorang
gadis sedang menatap kepergian Zayn. Tatapannya kosong, tapi kesedihan tersirat
jelas di matanya. Saat itu pula handphonenya berdering.
“Halo tha…” terdengar sebuah suara diujung sana. “Heeiii Ra,
ada apa?” jawab gadis tersebut. Dari nadanya, keduanya terdengar seperti sedang
bersedih namun bersikeras untuk terdengar seperti orang yang tegar. “aku mau….”
Ucap Tara agak ragu. “mau apa say? Cerita yaaaa?” ucap gadis itu, kini suaranya
terdengar lebih santai dari sebelumnya. “aku cuma mau nanya kok, tadi kan aku
ijin ke uks pas pelajaran kimia, ada PR gak sih?” “oh… engga kok” “oh yauda deh
itu aja” “itu aja? Cuma gitu aja? Bilang aja kamu kangen sama aku haha” ledek witha.
:ish with a maaahhhh, yauda ah aku ngantuk mau bobo ciang!” “yeee dasar, yaudah
sana, byeeee”
Ceritanya sama Jo aja
kali ya. batin Tara
ketika sambungan telepon terputus.
Sementara Witha, ia mula menyalakan mesin
mobilnya dan bergegas pulang, tatapannya kembali kosong. Jadi bener ya dugaanku selama ini. Zayn meratiin Tara gak kaya kakak
meratiin adik, Tara aja yang kurang peka. But Zayn, I just can’t stop loving
you……
No comments:
Post a Comment