Hai.. aku witha. Orang baru yang hadir dalam kehidupan
Tara dan Zayn.. aku sedikit menyesal karena aku datang terlambat. Zayn sudah
terlibat jauh dengan Tara, mungkin. Aku baru masuk di sekolah ini sekitar
sebulan, dan aku bahagia mengetahui aku sekelas dengan Zayn, meski aku juga
berharap sekelas dengan Tara. Aku juga senang, Zayn lah orang pertama yang mau
menjadi teman sebangkuku di kelas, sejak itu kami mulai berteman, dan aku
sangat bersyukur. Coba saja kau bayangkan, kau menyukai seseorang, dan orang
itu menjadi satu-satunya yang memberimu perhatian ketika kau menjadi orang baru
dalam sebuah perkumpulan. Kau mengerti maksudku? Tidak? Lupakan saja kalau
begitu.
“hai Zayn.... apa
kabar?” tanya witha dengan wajah bersemangat, ia baru saja menghampiri Zayn
yang sedang duduk melamun di bangku taman sekolah pagi itu. “eh witha.. kamu
ngapain disini?” “aku nyamperin kamu haha” “hahaha apa kabar?” “loh, kan aku
duluan yang tanya, kamu dulu, apa kabar Zayn?” “ohiya ya hehe aku baik. Kamu?”
“aku juga. Masa sih baik baik aja? Zayn
lagi sedih ya? Cerita dong sama witha..” “haha aku gapapa witha..eh udah bel,
masuk yuk” Zayn bangkit dari duduk dan memberi isyarat kepada witha untuk
bergegas menuju ke kelas. Witha pun mengikutinya.
Aku tahu kamu lagi sedih karena Tara Zayn... coba aja
kamu tau, aku disini sayang sama kamu, care sama kamu, liat aku disini zayn, i
wont ever ever let you down.
***
Tara : Jo..... mau
ketemu mau cerita mau tau kamuuuuu :”
Jo : Eeey jangan
sedih cantik, malem ini aku tunggu di nandos jam 7 ya ;)
Tara : Bener yaaa?
Gak ngumpet-ngumpetan lagi yaaaa? ;”
Tara : Iyaaaa..
udah jangan sedih, nanti cerita yaaaa, sekarang kamu istirahat aja dulu, capek
kan pasti baru pulang sekolah hehe
Tara : Iyaaa hehe
kamu tau aja :D
Setelah membuat
janji bertemu dengan Jo, Tara mengganti pakaian sekolah yang masih melekat di
badannya dan bergegas tidur, kebiasaan yang hampir selalu ia lakukan. Tapi
untuk akhir-akhir ini, rasanya sulit untuk Tara melakukan kebiasaannya,
pikirannya rumit, rumit dengan hal-hal yang tak kunjung tuntas hingga saat ini.
Louis.... Niall... Zayn.... ia benar-benar tak menyangka akan sejauh ini, tak
pernah mengira akan serumit ini....
Malamnya, sesuai
dengan janji, Tara bergegas ke tempat yang ditentukan untuk bertemu “Jo” yang
selama ini ia bahkan tak tahu seperti apa rupanya. Ketika sedang duduk menanti
Jo, tiba-tiba dari belakang ada yang memegang pundaknya dengan lembut, Tara
refleks menoleh kaget, “heh! Harry?! Wah banget ya ketemu kamu disini haha”
sapa Tara dengan ramah, “Ey ra” sahut harry, kalem, sambil tersenyum dan duduk
di bangku di hadapan tara. “kebetulan deh, join aja yuk sama aku sm temen aku
nanti, aku lagi janjian sama seseorang, nanti aku kenalin hehe” “siapa? Jo”
“iya, kok kamu tau” tara kaget, bagaimanapun, ia tak bercerita ke siapapun tentang Jo kecuali ke Niall.
“Jo itu aku....
hehe” dengan santai dan tanpa beban sedikit pun Harry berkata demikian. “hah?
Ciyus? Miapa?” nggak deng, ini serius, jadi Tara nggak ngomong gitu. “maksud
kamu Haz?” hanya itu yang keluar dari mulut Tara, dengan mata yang membesar dan
kepala yang menggeleng-geleng tidak percaya.
“serius...” Hazza
mengangguk. “aku yang selama ini kamu curhatin soal Niall, soal mama kamu, papa
kamu....dan lain lain, dan lain-lain, dan lain-lain....” masih dengan ekspresi
santainya. “hahaha bohong aja kamu haz ! aku udah kenal jo jauh sebelum aku
ketemu harry di sekolah”. “begitu pun dengan Louis kan? Dia udah kenal kamu jauh sebelum kamu
tau dia, jauh sebelum kita satu sekolah...” “jadi maksud kamu, kamu ikut-ikutan louis
gitu?” “nggak gitu... iya juga sih sebenernya haha”. Tara kemudian terdiam, dan segalanya keluar
begitu saja dari mulut Harry, segalanya… bagaimana ekspresi memohonnya,
bagaimana ia mengungkapkan betapa ia sudah jauh memperdulikan Tara bahkan sebelum
Niall dan Zayn hadir dalam hidupnya, bagaimana ia berusaha menjelaskan ia
sekuat mungkin mencoba menghilangkan rasa sayangnya pada Tara, namun sia-sia.
Tara hanya bisa terdiam mencerna semua perkataan Harry, ia teringat Zayn,
persis seperti yang Zayn lakukan. Tara merasa seperti bermimpi, bagaimanapun ia
tak pernah berharap terjebak dalam situasi seperti ini, ia ingin keluar dari
masalah, bukan memasuki masalah baru. Ia masih berharap semua yang dikatakan
Harry hanyalah bagian dari lelucon yang ia buat untuk membuat Tara kembali
bahagia. Tara mengedarkan pandangan ke seluruh sudut ruangan, berharap ada Jo
yang asli. “aku Jo Ra… segigih apapun kamu nunggu dia disini, dia gak kan
datang, Jo itu Harry….”
Tara bangkit dari tempat duduknya dan berlari
keluar, Harry berusaha mengejarnya namun sia-sia, ia harus berurusan dengan
pelayan, ketika sampai di depan pintu restoran, ia sudah kehilangan jejak Tara.
Sesampainya di rumah,
Tara langsung masuk ke kamarnya, mengunci pintu dan melemparkan tubuhnya ke
kasur serta menenggelamkan wajahnya di bantal, Tara menangis sejadi-jadinya. Niall… pulaaaaaaaang bisiknya lirih di
tengah-tengah tangisannya.
Aku cuma mau kamu Niall, aku gak
mau Zayn, aku gak mau Harry, bahkan aku gak mau Louis… aku mau kamu
pulaaaaaang…. Aku capek kaya gini terus, aku capek ngadepin semuanya sendirian,
capek…..
Kamu kemanaaa………
Sekarang aku bingung, aku gak tau
aku harus ngapain Niall… mana kamu yang dulu, yang selalu ada tiap aku nangis,
yang selalu bisa bikin tenang, bisa bikin aku nyaman…
Aku kangen kamu….. jangan pergi
Niall, aku butuh kamu……
Kasih tau ke mereka Niall, aku cuma
mau kamu..
Tiba-tiba Tara berhenti menangis, ia menghapus air matanya dan mengambil
handphone, ia mencari nama Witha dan segera menghubunginya. “Thaaaa kamu ada di
rumah kan?” “iyaaa makanya aku mau ke rumah kamu bisa? Aku mau cerita withaaa
aku gak tau lagi mau kemana, ini nyesek banget hehe” “iya yaudah tunggu ya,
makasi withaa”. Setelah sambungan terputus, Tara bergegas keluar menuju rumah
Witha. Ketika witha membuka pintu
rumahnya, ia mendapati Tara yang menyunggingkan senyum lebarnya, dengan mata
yang sembap, witha tau senyum temannya itu dipenuhi kepalsuan, sehingga witha
hanya memasang wajah datar, kemudian witha langsung menarik Tara dalam
pelukannya.
Hening sesaat, tapi sejurus kemudian terdengar isak tangis Tara, gadis
itu juga semakin mengeratkan pelukannya dengan witha. kemudia mereka masuk ke
kamar witha, disitu Tara menumpahkan segalanya, segalanya. Segalanya yang ia
rasa, segalanya yang membuat ia sedih. Louis, Zayn.. dan sekarang Harry, di
sisi lain, hatinya tetap menyimpan rapi-rapi ukiran nama “Niall”. “aku capek
tha, aku capek…….. aku cuma mau niall, bukan mereka…. Aku pusing……aku capek,
aku mau masalah aku selesai, bukan nambah….” Ucap Tara masih dalam dalam isakan
tangisnya ketika ia tiba-tiba saja memeluk witha. badannya berguncang, ia menangis
sesenggukan. Witha, sedari tadi hanya mendengarkan dan mencoba memahami
segalanya, meskipun ia sebenarnya sudah tau tanpa perlu Tara beri tahu.
“dengerin aku ya Tara yang yang cantik, yang cengeng…” ucap witha seraya
melepaskan pelukannya dari Tara. “sebenernya, deep down….. yg kamu pikirin itu
bukan Zayn, Louis, Harry… nggak.. tapi kamu mikirin Niall, cuma Niall… yakan?
Kamu Cuma pengen dia balik, karena dengan dia balik, kamu yakin segalanya akan
membaik, yakan say? Kamu sayang banget sama Niall, kangen bangetbangetbanget
sama dia. Yakan? Dan kamu benci, kenapa louiszaynharry.. sementara yg kamu mau,
cuma niall.. aku ngerti sayang, aku ngerti posisi kamu… duduuu orang mah seneng
Ra kalo disukain sm boiben terkenal, kamu malah nangis hahaha” “iiiiih witha maaaaahhh ngledek aja nih haha”
balas Tara, ia mulai tersenyum. “iya nih, aku kangen, banget, sama Niall……”
“aku percaya dia balik kok, aku percaya dia sayang sama kamu.. aku yang bukan
siapa-siapanya aja percaya, kamu percaya kan” tanya witha. “iyah hehe aaaaaaa
witha makasihhhhh” jawab Tara seraya memeluk witha kembali. “dah, aku ambil
makanan deh ya, orang abis nangis biasanya laper tuh aku tau banget haha” “iiih witha haha tau aja, yaudah sana hehe”
Sambil menunggu kedatangan witha, Tara melihat-lhat sekeliling kamar
witha, dekorasinya…….
Witha… hihi dia
ternyata directioner juga kaya aku haha tapi paling mendominasi itu poster zayn
kok yah…dikasih lopelope lagi disekeliling gambarnya haha suka mungkin
“naaaahhh yaaaaa kamu suka sama Zayn yaaaa?” sambar Tara dengan tatapan
menggodanya ketika witha memasuki kamarnya kembali. “hah? Haha kamu ini gimana
sih, aku sama kamu sama aja, directioner hehe” “iya sama… cuma bedanya, aku
Niall, kamu Zayn, yakan yakaaaan? Kamu mah ga pernah cerita, jaat” “iiiihaha
ngga kok, aku cuma satu dari jutaan fansnya dia aja…..” ekspresi witha seketika
berubah. Tara kemudian menghampirinya, ia rasa ia mengerti. Tara memeluk witha
dan berbisik “kamu juga tau kan….. dulu aku cuma satu dari jutaan fansnya Niall”
ia melepasnya dan menyunggingkan seulas senyum. Witha pun turut tersenyum “makasih
Tara……”
No comments:
Post a Comment