17 February 2011

Bahasa Indonesia KD 10.2 Menyampaikan Pendapat, Sanggahan, Penolakan dan Persetujuan dengan Fakta dan Argumentasi

Nama : Mutiara  Syalen (18)
Kelas : VIII 4
Indikator 1 : Cara Menyampaikan Pendapat, Sanggahan, Penolakan, dan Persetujuan yang Baik
Dalam sebuah diskusi atau permusyawarahan, setiap pendapat, masukan, saran, kritik ataupun sanggahan dan penolakan terhadap pendapat orang lain harus disertai dengan alasan yang logis atas ketidaksetujuan tersebut dan ada upaya menemukan solusi yang lebih baik. Dalam menyanggah ataupun memberikan solusi, sebaiknya menggunakan bahasa yang santun dan komunikatif.
Sumber : buku Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP/MTs kelas VIII halaman 181
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan persetujuan, sanggahan maupun penolakan pendapat, yaitu :
1.   Meminta izin moderator terlebih dahulu selaku pemandu diskusi.
2.   Disampaikan dengan bahasa yang santun, komunikatif dan jelas.
3.   Disertai dengan bukti dan alasan yang logis dan tepat, serta jika perlu disertai data-data.
4.   Fokus terhadap persoalan yang sedang dibahas atau dibicarakan.
5.   Tidak memaksakan kehendak atau pendapat.
Sumber : buku Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP/MTs kelas VIII halaman 110
Tips Menyampaikan Sanggahan
1.   Objek yang disanggah jelas.
2.   Berikan alasan dan bukti yang masuk akal.
3.   Sampaikan pendapat sebagai imbangan bagi pernyataan yang ditentang.
4.   Bersikap dan berbahasa yang santun, tidak emosional.
5.   Bersikap objektif.
Sumber : buku Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP/MTs kelas VIII halaman 133
Cara mengemukakan pertanyaan dan tanggapan.
a.   Pertanyaan dan tanggapan yang dikemukakan berhubungan dengan masalah yang sedang dibicarakan.
b.   Pertanyaan dan tanggapan dapat mempercepat pemahaman masalah, penemuan sebab, dan pemecahan masalah.
c.   Pertanyaan dan tanggapan tidak mengulangi pendapat yang pernah disampaikan peserta lain.
d.   Pertanyaan dan tanggapan disampaikan dengan kata dan kalimat yang tepat.
e.   Pertanyaan dan tanggapan disampaikan dengan sikap terbuka dan sopan.
f.    Pertanyaan dan tanggapan dapat didukung atau diperjelas dengan gerak, mimik, nada suara, tekanan, dan intonasi.
Sumber : http://arsyatheblues.blogspot.com/2010/01/cara-menyampaikan-tanggapan-dan.html
Menolak atau menyanggah pendapat orang lain harus mengingat hal
     berikut.
a.   Emosi marah dan prasangka negatif harus dihindari.
b.   harus objektif, logis, dan jujur.
c.   Menunjukkan data, fakta, ilustrasi, contoh, atau perbandingan yang dapat meyakinkan peserta lain.
d.   Sanggahan atau penolakan disampaikan secara urut, terperinci, teliti, dan tidak berbelit-belit. Dengan demikian, sanggahan mudah dimengerti.
e.   Jangan menjelekkan orang lain
Sumber : http://winaraku.wordpress.com/2009/04/12/cara-menyampaikan-tanggapan-dan-pertanyaan-2/
Indikator 2 : Pengertian Kalimat Pendapat, Sanggahan, Penolakan, dan Persetujuan beserta Masing-masing Contohnya
1.   Kalimat Pendapat : kalimat yang menggambarkan gagasan, pikiran atau ide tentang suatu hal (orang atau peristiwa)
Contoh : menurut para saksi kecelakaan tersebut terjadi karena ada seekor kucing yang tiba-tiba menyebrang jalan.
2.   a. Kalimat Sanggahan : kalimat pengungkapan ketidak setujuan terhadap suatu masalah atau pembicaraan.
Contoh : maaf, saya tidak sejalan dengan anda.
b. Sanggah, menyanggah, melawan ; menentang ; menolak ; memprotes ; membantah ; sanggahan ; celaan ; penolakan ; protes ; bantahan. Jadi kalimat bantahan adalah kalimat untuk mengungkapkan bantahan kita terhadap suatu masalah atau sebuah kalimat untuk memprotes suatu masalah yang tidak kita setujui.
Sumber : KAMUS BAHASA INDONESIA
dengan ejaan yang disempurnakan menurut pedoman.
LEMBAGA BAHASA INDONESIA
Edisi Revisi
Penerbit C.V. pengarang
oleh S. Wojowasito Guru Besar IKIP Malang
3.   a. Kalimat Penolakan : kalimat yang menunjukkan tidak setuju, kurang setuju, kurang sependapat, atau membantah dalam suatu hal.
Contoh : saya kurang sependapat dengan apa yang anda sampaikan karena wirausaha memerlukan modal, bukan hanya kemauan.
b. Penolakan : perbuatan hal dan sebagainya yang menolakkan, penampikan, atau penangkalan, penangkisan. Jadi kalimat penolakan adalah kalimat yang berisi penolakan terhadap suatu masalah.
Sumber : KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA TERBARU DILENGKAPI PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN
Penyusun : Desy Anwar
Penerbit : AMeLIA Surabaya
Cetakan : I , 2003
4.   Kalimat Persetujuan : kalimat yang menunjukkan kesetujuan dalam suatu hal.
Contoh ; saya sependapat dengan pendapat saudara bahwa motivasi itu berasal dari diri sendiri dan didukung oleh dorongan orang-orang sekitar.
Indikator 3 : Ciri-ciri Kalimat Pendapat, Sanggahan, Penolakan, dan Persetujuan beserta Masing-masing Contohnya
1.   Ciri-ciri Kalimat Pendapat : ditandai dengan kata-kata “mungkin”, “bisa jadi”, “sangat”, “tidak mungkin” dsb.
2.   Ciri-ciri Kalimat Sanggahan : ditandai dengan kata-kata “kurang sependapat”, “perlu ditinjau kembali”, “belum sesuai”, “kurang tepat” dsb.
3.   Ciri-ciri Kalimat Penolakan : ditandai dengan kata-kata “menolak”, “ditolak”, “membantah”, “bantahan”, “sanggahan”, “disanggah” dsb.
4.   Ciri-ciri Kalimat Persetujuan : ditandai dengan kata-kata “setuju”, “menyetujui” dsb.
Sumber : www.google.com
Indikator 4 : Pengertian Diskusi
Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok. Biasanya komunikasi antara mereka/kelompok tersebut berupa salah satu ilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar. Diskusi bisa berupa apa saja yang awalnya disebut topik. Dari topik inilah diskusi berkembang dan diperbincangkan yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut.
        Diskusi adalah pembicaraan ilmiah membahas suatu masalah. Ada beberapa pihak yang terlibat dalam diskusi, antara lain :
1.   Seorang moderator atau pemimpin diskusi.
2.   Seorang atau lebih, narasumber atau pembicara.
3.   Seorang notulis.
4.   Sejumlah peserta.
Sumber : buku Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTs kelas VIII halaman 84

Indikator 5 : Macam-macam diskusi dan pengertiannya

Macam- macam Diskusi

1.   Seminar : Pertemuan para pakar yang berusaha mendapatkan kata sepakat mengenai suatu hal.

2.   Sarasehan/Simposium : Pertemuan yang diselenggarakan untuk mendengarkan pendapat prasaran para ahli mengenai suatu hal/masalah dalam bidang tertentu.

3.   Lokakarya/Sanggar Kerja : Pertemuan yang membahas suatu karya.

4.   Santiaji : Pertemuan yang diselenggarakan untuk memberikan pengarahan singkat menjalang pelaksanaan kegiatan.
5.   Muktamar : Pertemuan para wakil organisasi mengambil keputusan mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama.
6.   Konferensi : Pertemuan untuk berdiskusi mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama.
7.   Diskusi Panel : Diskusi yang dilangsungkan oleh panelis dan disaksikan/dihadiri oleh beberapa pendengar, serta diatur oleh seorang moderator.
8.   Diskusi Kelompok : Penyelesaian masalah dengan melibat kan kelompok-kelompok kecil.
Indikator 6 : Etika Berdiskusi dan Penjelasan Tiap Pointnya
1.   Niat  : Hendaknya seorang dai menahan diri untuk tidak berdiskusi, jika ia tidak yakin bahwa motivasinya karena Allah Swt semata. Hendaklah ia tidak mempunyai maksud untuk menunjukkan kepandaian dan keluasan
wawasannya dalam setiap perbincangan; atau mengangkat dirinya atas orang lain dengan meremehkan lawan bicara; atau membanggakan diri untuk mendapatkan sanjungan.
2.   Situasi yang Kondusif: Seorang pelaku diskusi hendaklah melihat situasi sebelum berdiskusi; apakah cocok untuk melakukan diskusi atau tidak. Situasi yang melingkupi kita menyangkut tiga macam, yaitu tempat, waktu, dan manusianya. Ungkapan klasik menyatakan, "Tidak setiap yang diketahui itu harus diucapkan. Setiap posisi sosial memiliki kata-katanya sendiri."
3.   Ilmu: Janganlah memperbincangkan suatu tema yang engkau sendiri tidak mengerti dengan baik dan janganlah engkau membela suatu pemikiran manakala kamu tidak yakin dengan pemikiran tersebut.
4.   Manusia itu Beragam :  Kemampuan otak manusia, tingkat pemahaman, dan keluasan wawasannya, sangat berbeda-beda. Argumentasi yang bisa dipahami oleh Zaid, belum tentu dapat dipahami oleh Amar. Pembicara yang baik adalah pembicara yang memahami dengan siapa ia berbicara, lalu ia dapat menentukan metode yang dianggap sesuai untuknya.
5.   Jangan Mendominasi Pembicaraan : Pelaku diskusi atau pembicara secaara umum, tidak boleh mendominasi pembicaraan; yakni tidak memberikan kepada pihak lain peluang berbicara. Tetapi cegahlah ia berbicara yang bertele-tele, sehingga keluar dari konteksnya.
6.    Mendengarkan dengan Baik : Pembicara yang baik adalah pendengar yang baik, karenanya jadilah pendengar yang baik. Janganlah engkau memotong pembicaraan orang lain. Sebaliknya, perhatikan ia sebagaimana engkau sendiri juga senang jika orang lain memperhatikanmu. Ketahuilah bahwa kebanyakan orang–sebenarnya- lebih menghormati pendengar yang baik daripada pembicara yang baik.
7.   Perhatikan Diri Sendiri : Ketika engkau tengah berbicara, perhatikanlah dirimu sendiri; apakah engkau berbicara terlalu keras
8.   Kejelasan : Tegasnya ungkapan, fasihnya lisan, dan bagusnya penjelasan adalah sebagian dari pilar-pilar penopang diskusi dan dialog yang produktif.
9.    Penggunaan Ilustrasi : Pelaku diskusi yang cerdik adalah mereka yang pandai membuat ilustrasi guna melengkapi dan memperjelas setiap uraian pembicaraannya.
10.             Memperhatikan Titik-Titik Persamaan : Ketika seorang dai berbicara, hendaklah ia memulai pembicaraan dengan mengungkap titik-titik persamaan yang ada. Hal-hal yang asiomatik.
11.            Saya Tidak Tahu : Apabila lawan diskusimu mengemukakan sesuatu pembicaraan yang engkau tidak memahaminya, janganlah engkau malu untuk bertanya dan meminta penjelasan. Karena apabila engkau diam, engkau akan rugi, akan dikatakan sebagai orang bodoh atau orang yang berusaha menutupi kebodohannya. Ketahuilah bahwa banyak pemimpin besar umat yang tidak malu mengatakan, "Saya tidak tahu!" Ia menjauh dari berfatwa tanpa pengetahuan yang cukup tentang masalah yang difatwakan.
12.             Tidak Fanatik dan Mengakui Kesalahan : Sikap fanatik dalah sikap tetap tidak menerima kebenaran setelah adanya kejelasan dalil. Seorang muslim adalah pencari kebenaran. Ia tidak fanatik kepada individu, kelompok, atau paham tertentu. Berpijaklah di atas kebenaran di manapun kebenaran itu berada.
Mengakui kesalahan –setelah tidak mengakuinya di awal pembicaraan- dapat menarik simpati dan penghargaan dari lawan bicara. Berbeda halnya jika ia bergeming dengan kesalahannya, hal ini bisa menghilangkan rasa hormat dari orang lain, juga dari dirinya sendiri.
13.             Jujur dan Kembali ke Sumber Rujukan : Hormatilah kebenaran. Jadilah orang yang jujur ketika menyampaikannya.Janganlah engkau memotong ungkapan, sehingga mengubah konteksnya atau mencabut daari relevansinya dengan memberikan penafsiran sesuai dengan keinginanmu. Di antara cara menghormati kebenaran adalah engkau tidak berargumentasi dengan mengutip pendapat orang yang tidak bisa dipercaya ilmu dan kejujurannya.
14.            Menghormati Pihak Lain : Umar bin Khattab r.a berkata, Jangan sekali-kali engkau berprasangka terhadap kata-kata saudaramu seiman selain dengan kebaikan, selama engkau dapati pada kata-kata itu peluang kepada kebaikan.
15.            Pemikiran dan Pemiliknya : Dalam suatu diskusi, sebaiknya yang dibahas, dianalisis, dikritik, dan disanggah adalah pemikirannya, bukan pemilik pemikiran itu. Hal itu untuk menghindari berubahnya forum diskusi menjadi forum percekcokan yang disertai dengan caci maki atau berubah dari forum diskusi pemikiran menjadi forum perseteruan fisik oleh individu-individu yang ada.
16.            Yang Lebih Baik : "Berdebat dengan cara yang baik" itu artinya engkau tidak bersikap apriori terhadap pendapat lawan bicaramu dan menunjukkan penghargaan kepadanya, meskipun pendapat itu barangkali bertentangan dengan pikiranmu.
17.             Menyerang dan Mematahkan : Metode menyerang dalam berdiskusi, meskipun dengan argumentasi yang kuat dan dalil yang nyata, dapat menimbulkan kebencian bagi orang lain. Hal itu karena mendapatkan simpati hati, sebenarnya lebih penting daripada mendapatkan perubahan sikap tetapi tidak berangkat dari hati yang tulus. Adapun jika engkau bersikap lemah lembut, ia akan merasa puas dengan pendapatmu, cepat atau lambat.
18.            Perbedaan Pendapat dan Kasih Sayang : Perbedaan pendapat, sampai pun antarkawan dan sahabat, sering sampai menghapuskan rasa cinta dan kasih sayang. Waspadalah untuk tidak jatuh ke dalamnya. Perdebatan atau perbincangan, atau diskusi pada umumnya berpengaruh terhadap perasaan dan hati. Ingatlah hal ini tatkala engkau tengah berbicara dengan seseorang. Janganlah engkau tunjukkan sikap permusuhan kepada seseorang.
19.            Jangan Marah : Jika lawan bicaramu tidak setuju dengan pendapatmu, jangan terburu marah. Janganlah engkau coba memaksakan semua orang untuk mengiyakan apa yang engkau anggap benar.
20.            Ketika Logika Tak Lagi Berarti : Kadang-kadang, ketika engkau memulai diskusi, rasa permusuhan telah menguasai salah satu dari kedua belah pihak. Dalam keadaan demikian, apabila pihak yang menghadapinya dengan sikap yang baik, niscaya permusuhan itu akan berubah menjadi persahabatan dan kebencian berubah menjadi kasih sayang. Nasihat ini berguna bagi para orang tua yang suka mencela, para suami yang cerewet, para guru yang berhati batu, dan para pemimpin yang tengah marah. 
21.            Jangan Menggunakan Kata Ganti Orang Pertama: Sebaiknya seorang dai tidak menggunakan kata ganti orang pertama dalam berbicara, seperti "Saya telah berbuat demikian", atau "Saya senang menjelaskan masalah ini" atau 'Pendapatku dalam masalah ini adalah demikian." Sebaiknya pula ia menjauhi penggunaan kata ganti orang pertama jamak. Misalnya, "Pengalaman kami membuktikan yang demikian. Apabila kami mempelajari masalah yang diperselisihkan, tampak bagi kami hal-hal berikut ini.".
22.             Jangan Keraskan Suaramu : Orang yang tengah berdialog sebaiknya tidak mengeraskan suaranya lebih dari yang dibutuhkan oleh pendengar, karena suaraa yang keras itu jelek dan menyakitkan. Pelaku dialog bukanlah seorang orator yang terkadang –pada saat-saat tertentu- dituntut harus mengeraskan suaranya. Perlu diingatkan pula, bahwa kerasnya suara sama sekali tidak dapat menguatkan suatu argumentasi.




23 comments:

  1. tolong untuk background diganti yang sesuai untuk tulisan.........
    thank's

    ReplyDelete
    Replies
    1. @anonymous : im still young, still learning many things... so im sorry, actually i dont know how to make it more comfortable to be read :")

      Delete
  2. terima kasih yya :)
    bLog ini sangat membantu saya daLam mengerjakan tugas :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. seneng bisa bantu, hak cipta dilindngi ya, pwease.... :P

      Delete
  3. Terima kasih ya, berkat ada saya dapat menyelesaikan tugas bahasa indonesia saya.. :) :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. seneng bisa bantu, hak cipta dilindngi ya, pwease.... :P

      Delete
    2. boleh tanya gak, Gimana caranya coment terlihat pada bawah blog, kayak punya kamu ini??

      Delete
  4. terima kasih ya...

    ReplyDelete
  5. makasih ya, ngebantu bangeet
    kece abiiis :3
    apalagi backgroundnya =)) bikin nggak konsen :b

    ReplyDelete
  6. lumayan lengkap, jdi ga perlu susah cari2 materi lagi.
    thanks berat :D
    DIRECTIONERS

    ReplyDelete
  7. thanks ka, infonya ngebantu banget

    ReplyDelete
  8. Thank you ya infonya, tugas b.indo akhirnya finish berkat info diatas :)

    ReplyDelete
  9. thanks infonya ngebantu buat tugas saya

    ReplyDelete
  10. materinya pas dengan tugas kuliah saya. trimakasihh sudah membantu

    ReplyDelete
  11. bisa ga ditambah sama lain soal??
    sama tolong backgroundnya diganti, ini tentang sekolah bukan music :d

    ReplyDelete
  12. Blog ini memberi ide saya tentang apa yang ingin murid saya lakukan..tks yaa

    ReplyDelete
  13. Nice!!
    thanks for the information :)

    ReplyDelete
  14. Bagus, sangat membantu banget.
    Makasihhh

    ReplyDelete