10 June 2012

Selamanya Cinta part 1 (One Direction Fanfiction story)

just close your eyes, and imagine this really happen, dreams do come true :)


“SUUUUTTTT! SEMUA TOLONG YA DIEM, TARA MAU NONTON SEBENTAAAR, LIAT TUH! ONE DIRECTIOOONNN!!” teriak Tara kepada semua orang yang sedang berada dalam ruangan itu. Mama, papa, dan Tania adik tara hanya bisa menatap Tara dengan tatapan heran. Tapi yang ditatap sama sekali tidak peduli. Mama, papa, dan Tania tadinya sedang menonton televisi di ruang keluarga, dan tiba-tiba saja Tara datang dengan terburu-buru dari arah kamarnya. Gadis berumur 16 tahun itu memang sangat menggilai boyband yang sedang booming tadi, ya, One Direction.

“aaaaaa kaka mah nyebeliiin! Tania kan lagi nonton badil kak, udah mana tadi badilnya lagi naik elang tuh, seru padahal” komentar Tania, gadis kecil berumur 5 tahun. “kakak! Ih aku malah dicuekin” oceh Tania sambil cemberut, tapi yang diajak bicara tetap saja tidak bergeming. “sudah ya Tania, Tania kan anak pinter, Tania ngalah aja sama kakak, besok kan badilnya ada lagi, kalo yang ditonton kakak tuh jarang-jarang ada nak” ucap papa menenangkan si kecil. “udah yuk, Tania main aja sama papa yuk ke rumah bude” ajak papa untuk menghibur Tania.


“hai Niall! Kamu kenapa ngeliatin aku gitu? kamu suka sama aku ya? jujur!” “ih jawab dong Niall!” . “Tara, stop ngomong sama poster! Sampe kamu ubanan juga dia gak bakal nyautin” tegur mama yang tiba-tiba saja sudah berada di ambang pintu kamar Tara. “iya ma iyaaa” jawab Tara dengan wajah cemberut. “besok kamu udah sekolah lagi kan?” Tanya mama. “iya ma, besok udah mulai masuk lagi”. Gadis manis berkulit sawo matang dan memiliki tinggi yang ideal untuk seorang gadis seumurnya itu kini bersekolah di SMA Nusantara dan kini duduk di kelas 11 semester dua. “yaudah, abis itu kamu tidur ya biar besok gak kesiangan, brentiin tuh kebiasaan kamu ngomong sama poster, ntar gila loh” pesan mama sambil meninggalkan kamar Tara. “ish mama.. nggak ngerti banget sama anak muda.. kamu juga, kenapa masih ngeliatin aku aja?! Kalo suka tuh bilang!” oceh Tara ke arah poster One Direction yang dipajang di dinding kamarnya.


“pa, Tara masuk skolah ya” ucap Tara dengan nada tergesa-gesa, ia mencium tangan papanya dan kemudian berlari-lari kecil menuju gerbang sekolahnya. “duh, aku telat, aku telat, aku telat,…” bisik Tara kepada dirinya sendiri. Untung saja ia belum telat, tak lama setelah ia masuk, pak satpam segera menutup gerbangnya. “makasih pak, duh bapak baik deh he he he” ucap Tara kepada pak satpam yang hanya menatapnya dengan ekspresi datar. Kemudian Tara melanjutkan perjalanan ke arah kelasnya, ia melewati ruang kepala sekolah yang pintunya sedikit terbuka, sedikit sekali. 

Tara iseng mengintip ke dalam pintu yang hanya terbuka sedikit itu. ih itu… itu siapa? Kok kayanya aku gak kenal ya ucap Tara dalam hati, ia melihat punggung seorang murid yang mengenakan seragam SMA, dan Tara merasa asing, terutama dengan gaya rambutnya yang… lebih bagus dari kebanyakan rambut anak laki-laki di sekolahnya. 

Tapi kemudian Tara segera melanjutkan langkahnya menuju kelas. Ketika sampai di kelas, ia melihat banyak teman-temannya yang sedang berkumpul dan membicarakan sesuatu. Tara duduk di bangkunya dan mulai bertanya kepada kumpulan murid yang paling dekat dengannya “eh, pada ngomongin apa sih?” . “mmm… Tara pengen tau aja apa pengen tau banget?” ledek Shanon, ratu gosip dikelasnya. “ish dasar kamu! Serius ah, pada ngomongin apa?” balas Tara. “itu… katanya boyband one direction pindah sekolah kesini, itu, boyband kesukaan kamu itu looh” jawab Shanon. “HAH? DEMI APA DEMI APAAA????” Tara histeris. “ish norak kamu, ketinggalan histerisnya, anak-anak cewek lain histerisnya udah dari tadi kali” “ish yaudah sih, aku kan telat” 
“eh eh pak Doni dateng” ucap shanon sambil berlari ke bangkunya. Dan… pak Doni ternyata datang bersama dua orang anak laki-laki. Tara kaget, benar-benar shocked. ITU KAN… YA AMPUN !! ITU LOU SAMA NIALL !!! batinnya, hatinya serasa ingin keluar dari dadanya. CANT BELIEVE IT! GUE SEKELAS SAMA NIALL SAMA LOUIS !! AAAAAAA Tara terus-terusan histeris dalam hati. Kemudian pak Doni menyuruh kedua anak itu mengenalkan diri di depan kelas dan kemudian duduk di bangku yang kosong. Tara melihat ekspresi Niall begitu tidak mengenakan, seperti orang marah, kesal. Sedangkan Lou, ekspresinya datar, biasa saja. Dan Tara benar-benar kaget ketika Niall memilih duduk di sebelahnya sementara Lou duduk di bangku pojok, Tara dan Niall berada dua bangku di depan Lou dengan barisan yang berbeda dengan barisan Lou.

“ha.. hai!” Sapa Tara dengan gugup. “hai” jawab Niall dengan singkat, singkat dan jutek. “kenalin, aku Tara” sambil menyodorkan tangannya Tara memperkenalkan diri. Niall menyambut tangan Tara, tetapi tidak benar-benar menyambut, hanya menyentuh sebentar kemudian menarik tangannya lagi, lalu berkata “Niall”. Tara kesal, sakit hati. hih, mentang-mentang artis, sombong banget kok yah, katanya Niall baik banget, tapi kok jutek gitu sih batin Tara, ia sedikit sedih melihat kenyataan bahwa idolanya itu begitu jutek. 

Selanjutnya sepanjang pelajaran, Niall dan Tara tak begitu banyak berkomunikasi, paling ucapan Niall hanya “pinjam penghapus” kemudian mengambil penghapus Tara tanpa menunggu respon dari Tara. Atau seperti “nih” sambil menaruh kembali penghapus yang dipinjamnya. Tara juga, ia sudah terlanjur sakit hati, dan berjanji pada dirinya sendiri ia tidak akan mengagumi Niall lagi, benar-benar tidak seperti yang diharapkannya, karena itu ia tidak mencoba lagi untuk mengajak Niall berbicara. Kemudian hal yang lain yang terjadi ialah, Tara sesekali melihat Niall menengok ke belakang, ke arah Louis, tapi Tara tidak mengerti apa yang terjadi, Tara tidak mengerti apa yang mereka lakukan, apa yang mereka bicarakan melalui tatapan masing-masing dari mereka
.

Seminggu telah berlalu, segalanya berjalan begitu-begitu saja, Tara kini memang masih menyukai One Direction, tapi ia tidak lagi menggilai personilnya, tepatnya, itulah yang Tara coba lakukan. Tapi nyatanya tidak, dalam lubuk hatinya, Tara masih selalu mengagumi idolanya, ia hanya menyangkal itu karena melihat idolanya tidak sebaik yang ia pikirkan. Hubungan Niall dan Tara dikelas juga tidak ada perubahan, masih dengan hubungan yang-berbicara-seperlunya-saja.

Tapi hari ini, Tara bingung. Niall sedikit berubah. Ketika jam istirahat, Tara memutuskan untuk tidak pergi ke kantin. Niall bangkit dari bangkunya dan berkata “kamu ikut aku, aku mau kenalin kamu ke the boys” dengan nada yang sedikit jutek. Tara kaget, ia sangat ingin sekali diperkenalkan dengan personil One Direction yang lain, tapi kok jutek gitu sih, Niall aneh batin Tara. Tanpa menunggu jawaban Tara, Niall menarik tangan Tara dan menggeretnya kea rah kantin “eh eh eh pelan-pelan kek!” protes Tara di tengah jalan. “udah jangan bawel” jawab Niall.

Sesampainya di kantin, Niall mencari-cari dimana the boys, dan kemudian menghampiri, masih dengan tangan Tara digenggamannya. “nih.. kenalin, dia Tara” ucap Niall langsung ketika sampai di meja the boys. “oh.. hai Tara! Jadi kamu ya yang sebangku sama Niall itu ya? Ayo duduk sini” sambut Liam sambil mempersilahkan Tara duduk di bangku yang sudah disediakan. “iya.. hehe kok Niall bisa ngenalin aku ke kalian gini sih? Kalian yang minta atau gimana?” jawab Tara langsung to the point. Harry, Zayn dan Liam terlihat bingung, namun tetap tersenyum. “ohh.. iya itu, Niall kayanya tertarik tuh sama kamu” sahut Louis sambil menyolek pinggang Niall dan tersenyum jahil. “ish apaan sih Lou” sahut Niall ketus. Hah? Niall tertarik sama aku? Tertarik tapi kok jutek gitu sih? Padahal yang lain ramah banget, kesan pertama nyenengin banget. Ah bodo deh mau Niall jutek apa engga, yang penting dapet kesempatan deket sama yang lainnya HUAHAHAHA. “eh, kamu kelasnya dimana?” Tanya Tara kepada Liam, Harry dan Zayn. “ooh.. aku sama Liam di kelas 11B, kalo Zayn nyasar sendirian di kelas 11C haha” jawab Harry. “ohh haha kasian ya Zayn” ledek Tara. Yang diledek hanya tersenyum malu-malu saja. “kalo kamu, Niall sama Lou di kelas 11A kan ya?” Tanya Zayn. “iya.. hehe” jawab Tara. Dan selanjutnya Tara dan the boys asyik mengobrol. Zayn, Harry, Liam, dan Louis sangat menikmati perbincangan mereka dengan Tara, hanya Niall saja yang berbicara sepenuhnya, dia lebih memfokuskan diri dengan apa yang sedang dimakannya.

Kedekatan Tara dengan the boys terus berlanjut, mereka begitu akrab, bahkan Tara sering mengunjungi rumah Liam, Harry, Zayn, maupun Louis, sesekali Tara mengunjungi rumah Niall, itupun karena the boys yang mengajak Tara, Niall masih sedikit jutek dengan Tara, meski begitu, ini sudah mengalami kemajuan, Niall sudah mau mengobrol dengan Tara dan mengurangi kejutekannya.


Suatu hari, Tara tidak sengaja bertemu Liam di tengah perjalanannya menuju rumah waktu pulang sekolah. “hai Liam! Mau pulang ya?” “iya nih, kamu jugakah?” “iya hehe.. eh aku main dong ke rumah kamu, ngobrol aja gitu, aku bosen main sama Harry sm Louis mulu di rumah mereka, kalo ke rumah kamu kan jarang tuh hehe” “fine, ayok!”. Kemudian Tara dan Liam berjalan bersama ke rumah Liam.

“ini kamar kamu Liam? Rapih bangeeeeettt” komen Tara dengan tatapan kagum. “masa? Biasa aja ah haha”. “iya serius deh, kalo buat ukuran cowok mah ini rapi” jawab Tara sambil mengacungkan jempolnya. “by the way, sejak pindah kesini, kamu udah punya pacar belum?” Tanya tara dengan tatapan menggoda. “udah dong haha kamu mau aku kenalin?” jawab Liam. “mauuuu!!!! Siapa namanya? Pasti dia beruntung banget yah dapet cowo rapi kaya kamu haha” “ish Tara, kamu ngeledek aja daritadi. Namanya Deas” sahut Liam dengan muka yang malu-malu. “hwaaa nama yang bagus Liam! Pasti dia cantik kan ya?” :iya dong, she’s great! Kapan kapan aku kenalin” “kok aku gak pernah denger namanya sih?kamu ketemu dimana sama dia?” “ohh.. itu, um.. di sekolah aku yang lama hehe” “ngomongin soal kepindahan kamu nih, kalian kenapa sih kok tiba-tiba pindah sekolah gitu? ada apa?” Tanya Tara. Liam langsung terlihat bingung, dan dia hanya bisa tersenyum canggung sambil berkata “pengen nyari suasana baru aja Ra hehe”. Tara heran, seperti ada sesuatu yang disembunyikan, tapi apa?


“iya jo, jadi makin hari aku makin deket aja tuh sama the boys. yaaa tetep, Niall masih gak kaya yang lain. Sedih si, tapi gimana haha”

“udah deh, jangan dipikirin cantik, yang penting yang lainnya baik kan sama kamu? Kata kamu Liam baik banget, trus Zayn suka bantuin kamu kalo kamu susah, suka senyum suka sama kamu, kamu sendiri juga yang bilang Louis suka bercandain kamu, dan Harry yang yang gaya bicaranya paling kamu sukain”

“duh Jo, kamu inget aja kok yah sama apa apa yang udah aku certain ke kamu haha tkanks ya by the way selama ini kamu udah mau jadi sahabat penaku, beneran deh, sometimes we need to meet, kita harus ketemu, aku pengen ketemu sama orang yang selama ini baca curhatan aku”

“next time Tara, we will :) . Kamu tidur gih, udah malem kan ini hehe”

“oke, bye Jo :)

Begitulah, sejak liburan semester, Tara menemukan teman baru melalui jejaring social Twitter, dan pertemanan mereka berlanjut sampai ke MSN. Namanya Jo, meskipun Tara bahkan tak tahu ia seperti apa, Tara sangat nyaman bercerita dengan Jo. Dia sangat dewasa dari caranya merespon cerita-cerita Tara. Bahkan Jo lah orang pertama yang Tara beritahu mengenai kedatangan One Direction di sekolahnya.

Malam ini Tara sudah berusaha keras untuk tidur, tapi tidak bisa. Ia terus… ia terus kepikiran dengan kelima cowok yang tiba-tiba saja hadir di hidupnya. Tidak, Tara hanya memikirkan seseorang. Ya, siapa lagi kalau bukan Niall. Artis yang sangat ia kagumi, yang sangat ia cintai, tapi justru yang paling tidak menghargai keberadaann Tara.

Ish, dasar Tara, udah tau Niall jutek sama kamu Ra.. tapi kamu kenapa masih mikirin dia? Aaaa aku gak bisa berenti buat mikirin Niall. Yang paling aku kagumi di One Direction kan Niall. Tapi Niall? Dia kenapa sama aku? Kenapa sikapnya dingin dan jutek sama aku?
Tapi…. Ya ampun. Aku gak bisa ngelupain tatapan Niall pas dia nolongin aku waktu kepeleset. Dia tuh kaya…. Ya ampun dia tuh kaya caring sama aku, tapi setelah dia sadar dari “tatap-tatapan ala india” yang baru aja kita lakuin, dia balik lagi kaya Niall yang jutek.
Dan oh… pas aku susah buka kunci gudang sekolah! Gatau kenapa tiba-tiba dia dateng, dan bantuin aku buka pintunya! Eh tapi bisa aja itu emang dia kebetulan lagi lewat, hhhuuufftttt
Eh tapi! Waktu lampu gudangnya mati! Kenapa tiba-tiba bisa bisa nyala dan Niall yang dateng nolongin aku? Muka dia juga kayanya khawatir gitu.. Apalagi waktu aku ketakutan banget sampe reflek meluk dia pas dia dateng, dia gak ngelepasin pelukan aku! Kenapa dia gak marah pas aku reflek meluk dia? Ah mungkin karena kasian.. Kenapa dia bisa tau lampu gudang mati? Aaaaa tapib esoknya juga dia udah biasa lagi sama aku, jutek lagi…
Aaaaa aku bener-bener gak bisa berenti mikirin Niall. Matanya, cara ketawanya, suara dia pas nyanyi, dan….. tatapan dia ke aku. Eh, aku kan sering mergokkin dia lagi natap aku, waktu lagi ngumpul-ngumpul sama the boys, sama waktu nyatet pelajaran.. tapi, kenapa gitu sih? Apa aku udah buat salah sama dia? Ih engga, orang ketemu aja baru 2 bulanan ini kok..
Ah bener deh,galaaauuuuu!!

Tara terus memikirkan Niall dan kebetulan-kebetulan aneh yang sering terjadi diantara mereka, sampai akhirnya Tara terlelap…
Keesokkan harinya saat pulang sekolah, Tara memutuskan untuk tidak langsung pulang ke rumah, ia melangkahkan kakinya menuju taman sekolah yang tentunya sudah sepi. Sesampainya disana, Tara kembali merenung, memikirkan…. Siapa lagi kalau bukan Niall?

Ketika Tara larut dalam pikirannya, datang Louis yang langsung mengambil posisi duduk disebelah Tara. “heeeiii, kok gak pulang?” Tanya Lou. “heh.. enggak.. aku lagi pengen kesini aja dulu” “galau yaaaa?” ledek Louis. “ish apaan si kamu Lou, sijaman galau? Ahahaha” jawab Tara diiring tawa garingnya.
“udah cerita aja sama aku, kamu kan juga sering cerita sama aku, kamu lupa? Atau aku udah gak asik lagi buat kamu? Atau kamu udah gak mau lagi curhat-curhatan sama aku?” Tanya Lou.
“engga Lou… aku…..” “kamu kenapa?” “Niall Lou… aku gak bisa berhenti mikirin dia” “udah aku tebak haha dia kan yang sering kamu curhatin ke aku..” “iya.. aku emang pengen  ngelupain dia, aku emang pengen banget nyadarin diri aku sendiri kalo dia tuh sama sekali ga ada perasaan sama aku.. tapi kebetulan-kebetulan diantara kita, dan apa yang dia lakuin ke aku, tatapannya Niall gak bisa dibohongin Lou! Dia kaya peduli gitu sama aku..” “iya, aku yakin kok dia suka sama kamu Ra, mungkin dia malu kali..” “MALU KENAPA SIH LOU? DAN KALO EMANG KATA-KATA KAMU BENER, KENAPA DIA JUTEK TERUS SAMA AKU? KENAPA?!!! KENAPA KALO DIA SUKA SAMA AKU DIA TERUS JUTEK SAMA AKU? DIA TERUS BERTINGKAH DINGIN KE AKU? KENAPA LOUU????!!!!!” omongan Tara meninggi, seperti orang yang kehabisan kesabaran, seperti orang yang putus asa dan ingin marah tapi tidak tahu harus marah pada siapa.

”maafin aku Ra, aku gak tau.. mungkin aja dia masih trauma sama mantannya.. makanya dia masih cuek dan jutek gitu sama kamu.. mungkin aja dia belum sadar kalo dia tuh suka sama kamu… atau bisa juga dia emang sadar, tapi dia berusaha nyangkal perasaan dia ke kamu..” tanggap Lou dengan sabar meskipun tadi Tara sempat membentak.
“hhh… maaf ya Lou, tadi aku kehilangan kontrol, aku capek Lou……” ucap Tara dengan wajah yang sedih. “iya iya… udah ya kamu jangan sedih terus, aku bakal selalu ada buat nemenin kamu” “makasih Lou…” “eh aku beli minum dulu ya Ra”
Setelah berkata demikian, Louis meninggalkan Tara. 30 menit berlalu dan Louis belum juga kembali. Tapi Tara sama sekali tidak memikirkannya lagi, ia sepertinya hanya butuh sendiri, mungkin menikmati kelelahannya..

Tak lama, datang Niall yang langsung duduk di tempat Louis duduk tadi, di samping Tara. Tara belum menyadari kedatangan Niall. “kamu ngapain Ra disini?” Tanya Niall untuk menyadarkan Tara dari lamunannya. Tara kaget dan tersadar dari lamunannya. “hah? Eng….. enggak kok, lagi pengen sendiri aja” tampak dari wajah Tara dia begitu kaget melihat Niall yang tiba-tiba saja sudah ada di sampingnya. Dan cara Niall berbicara, benar-benar berbeda seperti biasanya. Tatapannya lembut dan… seperti merasa bersalah. “oohh…mmm…” Niall terlihat bingung harus berbicara apa, ia menundukkan kepalanya dan memainkan kakinya. “kenapa Niall? Kamu tumben nyamperin aku, ngajak aku ngomong, tumben, banget” Tanya Tara. “Ra… aku..” “kenapa?” “aku sayang Ra sama kamu……..” Tara speechless, ia benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja ia denga, Niall terlalu to the point!. What? Niall bilang sayang sama aku? Am I dreaming? Nggak, ini pasti cuma mimpi. “aku… selama ini selalu nyangkal perasaan aku ke kamu.. tapi aku gak bisa, rasa sayang aku justru malah tambah gede” aku Niall. “kamu… tapi… aduh, tapi kenapa kamu selama ini jutek banget sama aku Niall?” “iyaa, itu karena aku masih berusaha buat ngeyakinin diri aku kalo aku gak suka sama kamu.. tapi aku salah, tiap hari justru aku makin sayang sama kamu. Kamu beda aja, ada sesuatu dari diri kamu yang bikin kamu beda Ra.. dan aku suka itu, hati aku kaya udah milih kamu, tapi……” “tapi apa?” “ah, engga… hehe” Niall menjawab sambil tersenyum garing. “jadi, perasaan kamu ke aku gimana Ra? Kamu mau kan jadi pacar aku?” “hah? Em…..” Tara terlihat canggung, salah tingkah. 

“i..iya Niall.. justru aku yang dari awal udah jatuh cinta sama kamu.. kamu tau gak sih, di One Direction itu, aku paling ngagumin kamu.. sebelum kita ketemu, aku baca fakta-fakta tentang the boys, dan salah satunya bilang kalo kamu itu tipe orang yang jatuh cinta gak dari mata, tapi dari sini” Tara kemudian menempelkan telapak tangannya di dada Niall. “dari situ aku mulai menghayal.. eh nggak dari situ juga deng.. aku selalu menghayal kalo suatu saat sesuatu ngebuat kita bisa bertemu, karena kalo gitu, aku punya kesempatan buat deket sama kamu, dan aku juga berharap kalo kamu bisa jatuh cinta sama aku.. memang, kita ketemu, aku seneng banget… tapi pas tau kalo sikap kamu segitu juteknya sama aku, aku sedih.. harapan aku bisa kenal sama kamu, bisa dapet kesempatan buat dicintai sama kamu pupus semua….” Tara menceritakan segalanya dengan lemah, dan air mata mulai menggenang di matanya. “setiap malam sejak kita ketemu, aku gak pernah berhenti mikirin kamu Niall.. aku terus bertanya-tanya ada apa sama kamu.. aku heran aja, the boys pada ramah sama aku, tapi nggak begitu dengan kamu… aku sedih” air mata Tara mulai mengalir. “Ra… maafin aku Ra… aku sayang sama kamu” kemudian Niall memeluk Tara.

Cukup lama mereka berpelukan, dan akhirnya pelukan itu lepas dengan senyum yang bahagia di bibir kedua insan yang sedang jatuh cinta itu. “eh Ra.. sebenernya….” Ucap Niall. “kenapa?” jawab Tara. “heh? Engga deh gajadi.. hahaha” tawa Niall. “yeee dasar kamu”. “berarti, sekarang kamu pacar aku kan ya?” Tanya Niall polos. “hmm…. Mau kamu gimana deh?” ledek Tara. “yaaa.. mau aku mah pacaran” “mm.. emang pengen banget?” ledek Tara lagi. “ishh.. kamu mah gitu!” ucap Niall sambil menggelitik pinggang Tara yang hanya bisa tertawa melihat tingkah pacar barunya itu.

 AAAAAAHHHHH thanks God!! Aku bahagia bangeeeeettttttt.

3 comments:

  1. good! rame ceritanya! lucu deh pas niall bilang “ishh.. kamu mah gitu!” ucap Niall sambil menggelitik pinggang Tara . hahaha kata "mah" itu niall berasa orang sunda bgt hehe ^^v
    lanjutkan nulisnya ya :D

    ReplyDelete
  2. Hhhaaaa... Ceritanya bikin aku envy..

    ReplyDelete
  3. So sweeeettttttttt!

    ReplyDelete