13 August 2012

Selamanya Cinta part 4 (One Direction Fanfiction story)

“HAH??!! LOUIS???....” Tangan Tara gemetar, seketika handphone yang ia genggam terjatuh, padahal sambungan panggilan belum terputus, diseberang sana masih ada Liam yang baru saja memberinya kabar. Kaki Tara pun lemas seketika dan ia jatuh terduduk. Air mata mengalir tiba-tiba ke pipinya. Zayn, yang sedari tadi berdiri di samping Tara tidak mengerti apa yang terjadi, tidak mengerti apa yang baru saja dikatakan seseorang dalam handphone Tara. Kemudian Zayn mengambil HP Tara. “halo?” “Zayn ya? Tara mana Zayn? Kalian lagi dimana?” terdengar suara Liam diujung sana. “Tara, ada kok disamping gue,kita lagi nyari-nyari buku aja di toko buku. Kenapa Li?” “Louis Zayn, dia…….. lo kesini aja deh, rumah sakit tempat Lou di rawat” “DIA KENAPA LIAM?” suara Zayn meninggi seketika. “Louis udah ga ada, udah cepet kesini” suara Liam terdengar seperti suara orang yang-mencoba-tegar-tapi-tidak-bisa, “oke” sahut Zayn pasrah. Sementara itu Tara masih terduduk lemas, dengan air mata mengalir dan pandangan kosong lurus ke depan. “Ra, ayo ke rumah sakit” ajak Zayn dengan suara lembut. Tara hanya menuruti ketika Zayn membangunkannya dan menuntunnya menuju mobil.

 Sesampainya di depan rumah sakit, Tara langsung keluar dari mobil dan berlar-lari menuju kamar Lou di rawat. Sesampainya disana, ia hanya mendapati orang tua Louis, Liam, dan adik-adik Louis. Mereka hanya duduk terdiam di sekeliling ranjang Louis yang kini seluruh tubuhnya ditutupi selimut. Tara berjalan lemas menuju ranjang Louis, kemudian duduk disamping ibu Louis. Tara membuka selimut yang menutupi wajah Louis sampai ke dadanya, ia menggenggam tangan Louis dan menangis. Hanya tangisan, tanpa sepatah kata pun. Ibu Louis kemudian mengusap-usap punggung Tara, “dia meninggal dalam keadaan menyayangimu Tara….” Ucapnya seraya tersenyum dan meneteskan air mata, lalu keluar ruangan disusul ayah Louis dan Liam.

Hening sejenak, Tara benar-benar tidak sanggup hingga belum bisa mengeluarkan kata-kata dari bibirnya. Sementara itu Zayn datang sehabis memarkirkan mobil, ketika ia ingin membuka pintu kamar, Liam dengan sigap menahannya dan memberi isyarat, Zayn melihat kedalam dan kemudian mengerti.

“kamu…. Kenapa ninggalin aku…. Lou? Kamu sayang … sama aku kan?” ucap sambil terisak. “kita semua bakal kangen sama kamu, kamu balik dong…. Jangan pergi dulu…” melihat tak ada reaksi dari tangan dingin yang digenggamnya, Tara menghela nafas panjang, dan meletakkan kepalanya di tangan dingin tersebut.

Hands are silent, voice is numb. Try to scream out my lungs, it makes this harder…. And the tears stream down my face…… if we could only have this time for one more day, if we could only turn back time…… (One Direction – Moments)

Beberapa menit kemudian, Tara keluar, dengan air mata yang sudah disekanya. Dan ia melihat Zayn serta Harry yang baru datang. Tara mencoba tersenyum. Selanjutnya mereka kembali masuk dan mengurusi jenazah Lou sehingga bisa dikuburkan.

Seusai pemakaman Louis, Tara berjalan berlawanan arah dengan yang lain, sendirian. Zayn yang melihatnya bergegas menyusul Tara, tapi kemudian Harry menahannya, “biarin aja dulu Zayn, dia butuh sendiri mungkin” Zayn menurut, dan kembali mengikuti yang lain berjalan pulang.

Tara menuju ke taman biasa tempat ia dan Niall berkunjung, ia duduk di bangku taman tersebut, menghela nafas panjang dengan tatapan kosong dan lelah. Tangannya menggenggam sebuah amplop, amplop yang diberikan Lou beberapa hari sebelum kepergiannya. Kemudian ia membukanya.

Dear Si Cantik Tara,
Hai ….. senyum dong =)) kamu itu cantik, dan kamu gak boleh lama lama bersedih. Ge er ya aku? Jaga jaga aja sih, yaaa siapa tau kamu emang nangisin aku hihi

Lewat surat ini, aku pengen jujur sama kamu. Aku gak ngomong langsung karna aku pikir emang gak perlu hehe

Aku sayang sama kamu, udah itu aja haha. Aku sayang sama kamu, bahkan jauh sebelum kamu kenal sama aku. Tapi seperti yang kamu lihat, aku lemah, sakit, gak punya kekuatan buat ngejaga kamu.

Karna itu aku nyuruh Niall buat jagain kamu. Bukan berarti dia terpaksa loh jadi pacar kamu. Kalo dia terpaksa mah udah aku abisin dia jauh hari sebelum ini haha. Dia beneran sayang loooh sama kamu.

Ngomong-ngomong dia kemana ya? kok gak pernah jenguk aku? Tapi kurasa kamu juga gak tau dia dimana kan….

Tara…… jangan jadiin sayang aku ke kamu sebagai beban  ya.. aku bilang aku sayang sama kamu Cuma supaya kamu tau aja,. Gak lebih..

Dan kamu, jangan ragu-ragu kalo udah sayang sama orang, apalagi Niall. Pokoknya jangan mikirin aku deh, mencintai kamu adalah hal terindah yang pernah aku lakuin dalam hidup aku. Dan melihat kamu bahagia, itu udah cukup bikin aku tenang ninggalin dunia ini.

Aku sih maunya kamu tetep sama Niall, karna aku percaya banget dia yang paling bisa ngejaga kamu. Tapi kalo misalnya kamu sayang sama orang selain Niall, ya gapapa juga. Aku cm bisa berharap, siapapun pria yang beruntung itu, bisa ngejagain kamu. Inget, jangan sayang sama aku 
Ra, aku udah ga ada apa apa lagi haha geer ya? gapapa deh sekali-kali.
Udah deh segitu aja, maaf yaaaa kalo kepanjangan. Love you manis..

Yang menyayangimu selamanya,
Louis Tomlinson

Tara mengusap air mata di pipinya, dan tersenyum. Tatapannya kemudian lurus kedepan, dan kosong. Tiba-tiba seoarang perempuan sebayanya duduk  di samping Tara, juga dengan pandangan lurus kosong ke depan. Kemudian tara menoleh, menunjukkan raut wajah yang heran. Ketika Tara ingin mengeluarkan kata-kata dari bibirnya, perempuan tersebut mendahuluinya “kamu juga lagi sedih ya? abis keilangan sesorang yang berarti di hidup kamu kah?” ia bertanya masih dengan tatapan lurus kosong ke depan. Tara mengehela nafas panjang, dan kemudian kembali menatap ke depan. “kira-kira seperti itu…..” “kamu tau apa? Kita senasib, sama sama keilangan…..” masih dengan tatapan lurus ke depan perempuan tersebut berbicara. Kemudian keduanya sama-sama menoleh, dan tertawa untuk beberapa saat mengingat lucunya tingkah masing-masing dari mereka. “by the way, aku Witha” ucap si gadis seraya menjulurkan tangannya yang langsung disambut Tara “aku Tara… aku kayanya baru liat kamu.. baru?” “yepp… dan aku berencana bersekolah di SMA Nusantara” “seriously? Aku juga disitu, kita bisa jadi temen baik Tha !” sambut Tara antusias. “jadi kamu sekolah disitu juga? Kelas berapa? Aku kelas 11” “aku jugaaaa! Aaaa semoga kita sekelas ya”. keduanya kemudian saling bercerita tentang asal-usul masing-masing.

Sementara itu…. terdapat seorang pria berambut pirang bermata biru duduk bersimpuh di sebelah batu nisan yang bertuliskan nama “Louis William Tomlinson”. Ia hanya duduk terdiam disitu untuk beberapa menit. Kemudian ia menabur bunga. Dan kembali memandangi nisan tersebut. “kenapa pergi Lou? Kenapa pergi ninggalin gue? Urusan lo, gue, kita…. Belom selesai….. kenapa lo ninggalin gue?  Sekarang gue bener-bener gak tau apa yang harus gue lakuin, karna bahkan gue gatau apa yang lo mau… gue ngerasa salah udah punya perasaan sama Tara Lou… apa gue harus ngejauh? Atau gue balik dan ngejagain Tara? Apa sih yang lo rasa? Dan lo nggak mikirin 1D ? kita gak mungkin bisa kaya 1D yang biasanya tanpa kehadiran lo…….”

Setelah sekian lama berdiam diri, Niall akhirnya berdiri. Mungkin gue seharusnya pergi, ngejauh dari Tara…. Dan pria berambut pirang tersebut pergi meninggalkan nisan Louis Tomlinson.

I’ve got to move on and be who I am.. I just don’t belong here, I hope you understand.. we might find our place in this world someday.. but at least for now, I gotta go my own way.. (Vanessa Hudgens – Gotta Go My Own Way)

1 comment:

  1. min, lanjutin part 6 nya dong :D seruu abisnyaa :D

    ReplyDelete