16 December 2012

Selamanya Cinta part 8 *ending (onedirection fanfiction story)


HAY ZAAAAAYYYYNNNNNNN!! Sapa Tara dengan sangat antusias ketika ia menghampiri Zayn di kelasnya sepulang sekolah. “eh Tara….” Sahut Zayn dengan sangat hati-hati, ekspresinya menunjukkan bahwa ia sangatlah….bingung. “masi aja kaku ah” senggol Tara sambil menyunggingkan senyum lebarnya. “aku pengen ngomong Zayn, ke taman belakang sekolah yukyuk” “iyaaa deh ayuk hehe” jawab Zayn.

“jadi gini Zayn…” ekspresi Tara tiba-tiba berubah menjadi serius ketika ia dan Zayn sudah duduk di bangku taman sekolahnya, tatapannya memandang lurus ke depan. Zayn hanya menatap Tara dalam-dalam, sama  seperti perasaannya terhadap gadis di sampingnya saat ini, begitu mendalam hingga dadanya dipenuhi sesak. “aku sebenernya bingung mau mulai drmana Zayn HA HA -_-“

“yaudah aku deh yang mulai…” ucap Zayn, kali ini lebih rileks dari sebelumnya. “gimana Tara…. Kamu udah dapet jawabannya ya.. hehe” sambil tersenyum Zayn menanyakan hal tersebut pada Tara yang masih saja memandang lurus ke depan, tak berani menatap tatapan lembut yang dimiliki pria di sampingnya.

“mm… zayn…. Langsung aja deh ya….” Tara kemudian mengalihkan pandangannya menatap Zayn. “kamu tau, aku sayang banget sama Niall. Dan sampe sekarang aku masih nyimpen di sini Zayn, dia gak kemana-mana” ucap Tara seraya memegang dadanya. Zayn memelas, baru saja ia ingin mengeluarkan kata-kata, Tara memotongnya. “sekeras apapun aku pengen lupain dia, gak bisa Zayn, gak bisa….” “kasih aku kesempatan Ra…. Aku bisa ngebuat kamu jatuh cinta sama aku, aku yakin” “engga Zayn, terlalu jahat….. maaf, aku sayang kamu, aku udah anggep kamu kayak kaka aku sendiri Zayn, tolong ngertiin perasaan aku.. dan jangan bkin aku ngerasa salah dengan kamu bertahan, you deserve more than me.. kamu pasti dapet yang lebih-lebih dari aku Zayn, kamu cuma perlu peka.. oke?” “Ra… please……” pinta Zayn dengan lemah, ia menggengam tangan Tara yang langsung saja menepisnya. “nggak Zayn, kamu sayang Niall kan? Aku juga.. haha” tawa Tara untuk mencairkan suasana.

Tiba-tiba saja witha datang dengan berlari-lari kecil. “hufftttt… untung kamu masih ada Ra! Kamu di cariin tuh sama pak Fandi” “hah? Ada apa Tha?” “hm.. kayanya mau ngomongin soal lomba mading deh” “oh oke.. aku duluan ya Zayn” ucap Tara sambil bangkit dari duduknya “tha kamu temenin Zayn deh, kesian tuh dia kece….. pian! Haha” tawa Tara, ia mengedipkan sebelah matanya ketika tatapannya bertemu dengan Zayn, Zayn tersentak, tapi kemudian berusaha tenang kembali.

“hai Zayn” sapa Witha sambil tersenyum ramah. “kamu gak pulang?” “hah? Ng…. iya nanti hehe” jawab Zayn. “ohh.. masih ada urusan sama Tara ya? Aku duluan deh ya kalo gitu” ucap Witha seraya melangkahkan kaki menjauhi Zayn yang masih duduk di tempatnya. Tiba-tiba saja Zayn meraih tangan Witha, witha membalikkan badannya dan memasang ekspresi heran “kenapa Zayn?” Zayn tersenyum kemudian bekata “aku anter ya.. tapi temenin aku makan siang dulu” “oohhaha ayuk deh” sahut Witha.

Singkat cerita, dari kedipan nakal Tara lah Zayn sadar. Yang dimaksud “peka” oleh Tara ialah peka bahwa 
ada witha yang selama ini selalu memperhatikannya.  Sejak itu pula, Zayn dan Witha terlihat sering bersama dan menjadi lebih dekat dari sebelumnya. Mungkin ini awal dari Happy Ending yang akan didapat oleh Witha atas ketulusannya selama ini.


Tinggal kasih penjelasan ke Harry alias Jo atau siapapun dia deh… udah deh, abis itu aku sendiri lagi. Gak akan ada Jo yang selalu ngebaca curhatan aku.gak akan ada Harry yang selalu ngajak aku main kalo lagi bete. Witha juga, sejak deket sama Zayn pasti waktunya jadi berkurang buat perhatiin aku yang bisanya cuma nyusahin orang aja ha ha. …Dan gak akan ada Zayn yang selalu manjain aku layaknya kakak manjain adiknya……..
Liam juga… dia sibuk pacaran aja aaaaaaa
Kangen waktu dulu.. waktu masih asik asik aja sama the boys……..
Sampe kapan Niall gak mau balik? Tara kangen, Tara sepi disini…….

Dua bulan pun telah Tara lewati sejak permasalahannya dengan Harry dan Zayn yang kini sudah menerima keputusan Tara. Dan kini pun, Tara masih tanpa Niall disisinya. Tara masih terus merindukannya, masih terus berharap kedatangannya.

Malam itu Tara tak dapat memejamkan matanya seperti biasa. Entah kenapa bayang-bayang Niall selalu terlintas, dan ia merasakan rindu yang menusuk di dadanya. Kenangan bersama Niall pun terlintas di pikirannya, segalanya. Begitu menyesakkan hingga ia tak dapat membendung air matanya. Tara pun menangis, tanpa suara.

Setelah menangis, ia memutuskan untuk keluar rumah, dan pergi menuju taman. Tempat yang sering ia kunjungi bersama Niall. Yang bahkan setelah kepergiannya pun Tara masih sering kunjungi, betapa taman itu dapat mengobati rasa rindunya, meskipun hanya sesaat, dan sedikit.

Sesampainya disana, Tara hanya duduk terdiam. Taman itu kini sudah sepi, hanya ada sepasang kekasih, itu pun berada di seberang danau yang letaknya tepat di depan bangku yang Tara duduki. Kemudian Tara bangkit, berjalan perlahan menuju pinggir danau. Tara bersedekap, memeluk dirinya sendiri, karena udaranya terasa dingin, dan sialnya ia tak membawa jaket.

Tara memejamkan matanya dan beberapa butiran air mata menetes di pipinya. Ia menarik nafas dalam-dalam, menghembuskannya. Ia membayangkan kalau saja Niall ada disini bersamanya. Memeluknya dari belakang, seperti yang selalu dilakukannya. Ia membayangkan tangan Niall yang kekar melingkari perutnya, kemudian Niall meletakan dagunya di pundak Tara. Hangat, kehangatan yang tak asing lagi kini ia kembali rasakan. Hembusan nafas yang tenang Tara rasakan di sekitar lehernya. Tara kaget dan langsung tersentak ketika ia menyadari apa yang ia bayangkan merupakan kenyataan.

Tangan itu kini kian mengerat, namun tetap lembut. “aku disini…..” bisik pria yang melingkarkan tangannya itu. Masih dipenuhi dengan rasa terkejut, Tara perlahan menoleh. Niall ! itu memang Niall! Tara yakin ia tak sedang bermimpi apalagi berkhayal. “ni… niall????” “sshhh… iyaa ini aku Ra”

Tara menggelengkan kepala keras-keras, memejamkan matanya. “hey… ini beneran aku” kini kedua pasang mata mereka bertemu, jarak keduanya begitu dekat. Kini Tara yakin ini bukan mimpi. Kemudian ia kembali menatap ke depan, dan meletakkan tangannya diatas tangan Niall yang masih memeluknya. Pegangan Tara mengerat, ia tersenyum bahagia, masih dengan air mata yang belum diseka. “jangan pergi lagi Niall… aku kangen kamu, aku gak mau kamu pergi, nggak lagi….”  Lebih dari itu yang ingin Tara katakan, namun hanya itu yang keluar dengan susah payah.

Niall membalikkan badan Tara dan langsung memegang kedua pipi Tara dengan lembut, menatapnya dalam-dalam. “aku disini sayang…. Aku gak akan pergi lagi, segalanya bakal balik kaya dulu lagi kok, bahkan aku janji kali ini akan tambah membaik” Tara memegang tangan Niall dan berkata dengan suara yang terisak  “ini kamu kan….. ini beneran Niall kan? Aku gak lagi ngayal kan? Engga kan???” Niall menggeleng dan Tara langsung memeluknya, dengan erat sekali, seolah Niall akan hilang dalam hitungan detik dan ia sangat tak ingin itu terjadi sehingga ia mengeratkan pelukannya. Ia menenggelamkan kepalanya di pelukan Niall. Dan Niall mendekapnya dengan penuh perasaan, mengelus-elus rambut Tara.  “jangan pergi lagiii…. Aku capek sendirian, capek ngejalanin semuanya tanpa kamu….” Ucap Tara di sela tangisannya. Yang diajak berbicara hanya terdiam, hanya memejamkan mata dan menghembuskan nafasnya yang berat, masih mengelus rambut Tara dengan lembut. “ssshhh… udah, jangan nangis lagi sayang”

Tara melepaskan pelukannya dengan Niall, ia menengadah dan mendang Niall. Kemudian Niall menghapus air mata yang ada di pipi tara “senyum buat akunya mana?” pinta Niall seraya menyungginggkan senyum lembutnya yang begitu khas, yang masih Tara ingat, dan ia begitu merindukan senyum itu. Tara tersenyum dan keduanya pun duduk di bangku.

Niall melepas jaket yang ia kenakan, kemudian memakaikannya untuk Tara yang hanya bisa tersenyum. Setelah hening beberapa saat, tiba-tiba saja Tara memukul lengan Niall dengan manja “kenapa pergi coba? Gak pake pamit lagi!” ucapnya seolah memarahi Niall. “hahaha kok aku dipukul sih?” “ya abis kamu jahat! Main pergi pergi aja gak pake pamit, berapa bulan coba tuh kamu bayangin aku gak ada kamu, sedih tauuuu! Udah mana pas pemakaman Louis kamu gak dateng, jahat dasar” “dih haha iyaaa aku cerita nih ya…” ucap Niall dengan senyum yang mengembang.

“aku dateng tau sebenernya ke pemakaman Louis, tapi ya gak bareng kalian. aku ngerasa bersalah banget Ra sama Louis, salah banget. Di sisi lain, aku udah sayang banget sama kamu. Aku bingung, dan aku cuma bisa lari dari kenyataan, aku mutusin buat pergi dari hidup kamu. Aku sampe ajak orang tua aku buat pindah. Mereka udah duluan pindah, aku nyusulnya pas udah pulang dari pemakaman Louis. Di jalan, aku kecelakan Ra hehe”

“hah?! Kecelakaan?!” mata Tara membelalak kaget.
“iya… pala aku sampe dijahit nih” ucap Niall sambil menunjukkan bekas jahitan di keningnya” “ih apaan sih serem banget…..”
“kok serem? Haha udah tuh ya, aku koma Ra, sebulan lebih ada kali… dan kamu tau? Di dalam keadaan koma aku mimpi ketemu Louis disini, di taman ini… dia lagi duduk di pinggir danau, nikmatin pemandangan. Trus aku samper dia, aku ikutan duduk, eh dia kaget, dia nanya “ngapain lo disini Niall?” trus aku jawabnya “loh, gue pengen ikut lo Lou.. udah selesai waktu gue juga” “apaan sih.. belom Niall! Tara masih butuh lo. Dia sayang banget sama lo, dan lo tega ninggalin dia? Kalo lo tega bikin dia nangis brarti lo gak nepatin janji lo ke gue” gitu, aku diomel-omelin pokoknya sama Louis. “tapi Lou.. ini bukannya adil? Kita sama-sama gak dapetin Tara” “trus? Tara gak dapet apa apa? Gak ada yang jagain dia?” “pasti ada lou yang gantiin kita” “apaan sih.. gue maunya lo! Cuma lo niall yang gue yakin bisa bikin Tara seneng, Tara gak sedih.. cuma lo yang bisa bikin dia nyaman” “gue… gue gak enak sama lo Lou.. gue ngerasa bersalah..” “bersalah kenapa? Gue gapapa Niall, gue udah seneng disini dan gue pengen lo pulang, ngejagain Tara” trus aku cuma bisa diem tuh.. dia ngomong lagi “udah sana balik, Tara nungguin… jagain dia ya yel, gue percaya sama lo” trus kita pelukan, pelukan anak cowo ya! Kamu jangan mikir macem-macem” “hahaha” terdengar tawa Tara yang lepas.

“yaudah yakan… gak lama, aku sadar dr koma… dan aku sadar aku harus balik ke sini. Aku kangen juga sama kamu lagian. Pas masa penyembuhan, aku juga ngerasain sepi yang kaya kamu rasain Ra, hampa banget tanpa kamu. Aku sadar aku gak bisa ngerelain kamu sama siapapun. Udah deh, pas sembuh aku balik tadi siang. Terus aku gak bisa tidur, kangen banget sm kamu, jadi aku kesini hehe”

Tara masih dengan tatapan tak percayanya, dan tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Tapi kemudian langsung tersadar “tuh! Bener tuh Louis, aku disini butuh kamu tauuuuu” wajahnya cemberut. “haha kamu lucu kalo lagi ngambek gitu, iya maaf ya sayaaaang” “untung kamu sembuh, kalo nggak… gak tau deh aku” “yaudah, sekarang kan aku udah disini, aku janji gak akan ada lagi yang misahin kita. I love you Tara” Niall kemudian mencium kening Tara. “tunggu” ucap Tara “ini…. Tanggal 15 kann? Kita annive sayaaang” lanjutnya dengan ekspresi senang. “iya ya? Ehhhiyaaa haha yang keberapa bulan ya?” “ng… dua tahun kali!” “diiihhaha apaan sih kamu lebay” ledek Niall “ish yaudah sih yeeee”

Selanjutnya mereka berdua kembali menikmati masa-masa bersama yang selalu indah. Tara takkan pernah melupakan malam ini, malam dimana orang yang begitu ia sayangi, kembali ke pelukannya dan kembali mengisi hari-harinya, ia hanya berharap takkan ada lagi yang dapat memisahkan mereka, kecuali kematian.


Epilog
“Louuiiiiisssss sini sayaaaang” “iyaaaa” terdengar jawaban dari kejauhan. “sini nak” kemudian bocah berumur 4tahun itu menghampiri sang ayah dan duduk di pangkuannya “kenapa pah?”

“kamu mau undang siapa aja nanti? Kan kamu ulang tahun tuh ya… mama lagi nulis-nulisin nih buat kasih-kasihin undangannya” “eyang undang ya mah?” jawab si kecil dengan lugu. “aaahh eyang pasti dateng dong nak, diundang gak diundang pokoknya eyang mau dateng, kan eyang mau liat cucu eyang yang ganteng ini” ucap sang nenek. “iya sayang, terus?” “Heli mahh! cama Tania cama deyia juga! Meleka halus dateng” “hah? siapa tuh Ra? Dia ngomong apa” Tanya sang nenek pada ibunya. “oohhaha temen deketnya mah, Harry, Delia sama Tania” “itu anak siapa tah?” “Zayn Liam sama Harry lah maahh” timpal sang ayah. “ooohhh… mereka juga udah nikah toh. Sama siapa?” “ya udah ma.. masa mau lajang mulu haha Harry sama Vio anaknya yang namanya Harry juga, gak kreatif emang dia mah. Terus  Liam sama Deas anaknya si Delia Delia itu, trus Zayn sama Witha deh, anaknya namanya Tania” “oh gitu.. kamu gak nyanyi-nyanyi lagi tuh sama mereka?” “haha udah pensiun mah, biar Louis aja nanti yang gantiin” gurau Tara. “nah iya tuh, Tara bener” Niall menimpali, “biar jagoan aku nanti yang nerusin karir haha”

“mah aku mau main agiiii” ucap Louis seraya berlari-lari kecil setelah turun dari pangkuan ayahnya. “eeeehh ntar dulu ini temen rumah siapa lag…. Hhh yaudah deh ah” ucap Tara dengan wajah jengkelnya. “haha sabar sayang.. nanti malem aja kalo mau tidur, itu daftarnya udah banyak lagian” “iya deh…. Louuuuuu! Mainnya jangan jauh-jauuuuhh” “iya maaaaahhh” sahut si kecil dari kejauhan.

TAMAT

HAAAAAHHH! Rasanya bisa nyelesain cerita ini itu…….. kaya orang abis lahiran loh :”)
Nggak deng, gue blm ngerasain rasanya lahiran.
Ceritanya lama ya ? panjang juga ya? Iya maap :(

Awalnyaaa… tujuan gue bikin nih cerita cuman buat iseng, cuma buat kepuasan diri sendiri aja. Gue jg berpikir gak akan ada yang bakal baca, jadinya yaaaa… ya lama jeda dr part satu ke yang lainnya hehe
Sampe kemudiaaannn…. Gue ketemu di twitter sama salah satu, tunggu, maksud gue, satu-satunya pembaca setia gue wkwk namanya Witha. Sejak itu, gue punya dorongan buat ngelanjutin nih cerita, pokoknya jadi tambah semangat deeehhh

Jadi secara gak langsung, gue dedikasiin cerita ini buat Witha, kenalan gue di twitter, thanks banget udah mau baca yaaaaa ya gue tau lo ngebatin mulu pasti :”)

Kalo ada selain witha yang baca, gue ucapin makasih yang sebesar-sebesarnya, tapi gue rasa engga ada :”D wkwk sebodo deh, balik lagi ke tujuan awal, ini cuma iseng belaka.

Selain witha nih, ada juga seseorang yang yaaaa….. jadi motivasi buat gue juga buat ngelanjutin cerita ini.. diaaaaa…. Dia siapa ya… rahasia deh ;3

Pokoknya makasiiiih buat witha dan seseorang disana dan yang lainnya yang udah baca ini cerita, yang udah jadi motivasi gue buat tetep ngelanjutin sampe akhir.

Makasih juga yang udah kasih komen di part-part sebelumnya, gue berharap kelian juga baca ampe abis :”)
Udah deh, kebanyakan ngmong ini mah wkwk

Kritiknya ditunggu yaaaaaa, massive thanks for reading :)

No comments:

Post a Comment