07 December 2012

Selamanya Cinta part 7 (onedirection fanfiction story)


Hai.. aku witha. Orang baru yang hadir dalam kehidupan Tara dan Zayn.. aku sedikit menyesal karena aku datang terlambat. Zayn sudah terlibat jauh dengan Tara, mungkin. Aku baru masuk di sekolah ini sekitar sebulan, dan aku bahagia mengetahui aku sekelas dengan Zayn, meski aku juga berharap sekelas dengan Tara. Aku juga senang, Zayn lah orang pertama yang mau menjadi teman sebangkuku di kelas, sejak itu kami mulai berteman, dan aku sangat bersyukur. Coba saja kau bayangkan, kau menyukai seseorang, dan orang itu menjadi satu-satunya yang memberimu perhatian ketika kau menjadi orang baru dalam sebuah perkumpulan. Kau mengerti maksudku? Tidak? Lupakan saja kalau begitu.

“hai Zayn.... apa kabar?” tanya witha dengan wajah bersemangat, ia baru saja menghampiri Zayn yang sedang duduk melamun di bangku taman sekolah pagi itu. “eh witha.. kamu ngapain disini?” “aku nyamperin kamu haha” “hahaha apa kabar?” “loh, kan aku duluan yang tanya, kamu dulu, apa kabar Zayn?” “ohiya ya hehe aku baik. Kamu?” “aku juga. Masa sih  baik baik aja? Zayn lagi sedih ya? Cerita dong sama witha..” “haha aku gapapa witha..eh udah bel, masuk yuk” Zayn bangkit dari duduk dan memberi isyarat kepada witha untuk bergegas menuju ke kelas. Witha pun mengikutinya.

Aku tahu kamu lagi sedih karena Tara Zayn... coba aja kamu tau, aku disini sayang sama kamu, care sama kamu, liat aku disini zayn, i wont ever ever let you down.
***

Tara : Jo..... mau ketemu mau cerita mau tau kamuuuuu :”
Jo : Eeey jangan sedih cantik, malem ini aku tunggu di nandos jam 7 ya ;)
Tara : Bener yaaa? Gak ngumpet-ngumpetan lagi yaaaa? ;”
Tara : Iyaaaa.. udah jangan sedih, nanti cerita yaaaa, sekarang kamu istirahat aja dulu, capek kan pasti baru pulang sekolah hehe
Tara : Iyaaa hehe kamu tau aja :D

Setelah membuat janji bertemu dengan Jo, Tara mengganti pakaian sekolah yang masih melekat di badannya dan bergegas tidur, kebiasaan yang hampir selalu ia lakukan. Tapi untuk akhir-akhir ini, rasanya sulit untuk Tara melakukan kebiasaannya, pikirannya rumit, rumit dengan hal-hal yang tak kunjung tuntas hingga saat ini. Louis.... Niall... Zayn.... ia benar-benar tak menyangka akan sejauh ini, tak pernah mengira akan serumit ini....

Malamnya, sesuai dengan janji, Tara bergegas ke tempat yang ditentukan untuk bertemu “Jo” yang selama ini ia bahkan tak tahu seperti apa rupanya. Ketika sedang duduk menanti Jo, tiba-tiba dari belakang ada yang memegang pundaknya dengan lembut, Tara refleks menoleh kaget, “heh! Harry?! Wah banget ya ketemu kamu disini haha” sapa Tara dengan ramah, “Ey ra” sahut harry, kalem, sambil tersenyum dan duduk di bangku di hadapan tara. “kebetulan deh, join aja yuk sama aku sm temen aku nanti, aku lagi janjian sama seseorang, nanti aku kenalin hehe” “siapa? Jo” “iya, kok kamu tau” tara kaget, bagaimanapun, ia tak bercerita ke siapapun  tentang Jo kecuali ke Niall.

“Jo itu aku.... hehe” dengan santai dan tanpa beban sedikit pun Harry berkata demikian. “hah? Ciyus? Miapa?” nggak deng, ini serius, jadi Tara nggak ngomong gitu. “maksud kamu Haz?” hanya itu yang keluar dari mulut Tara, dengan mata yang membesar dan kepala yang menggeleng-geleng tidak percaya.
“serius...” Hazza mengangguk. “aku yang selama ini kamu curhatin soal Niall, soal mama kamu, papa kamu....dan lain lain, dan lain-lain, dan lain-lain....” masih dengan ekspresi santainya. “hahaha bohong aja kamu haz ! aku udah kenal jo jauh sebelum aku ketemu harry di sekolah. “begitu pun dengan Louis kan? Dia udah kenal kamu jauh sebelum kamu tau dia, jauh sebelum kita satu sekolah...” “jadi maksud kamu, kamu ikut-ikutan louis gitu?” “nggak gitu... iya juga sih sebenernya haha”. Tara kemudian terdiam, dan segalanya keluar begitu saja dari mulut Harry, segalanya… bagaimana ekspresi memohonnya, bagaimana ia mengungkapkan betapa ia sudah jauh memperdulikan Tara bahkan sebelum Niall dan Zayn hadir dalam hidupnya, bagaimana ia berusaha menjelaskan ia sekuat mungkin mencoba menghilangkan rasa sayangnya pada Tara, namun sia-sia. Tara hanya bisa terdiam mencerna semua perkataan Harry, ia teringat Zayn, persis seperti yang Zayn lakukan. Tara merasa seperti bermimpi, bagaimanapun ia tak pernah berharap terjebak dalam situasi seperti ini, ia ingin keluar dari masalah, bukan memasuki masalah baru. Ia masih berharap semua yang dikatakan Harry hanyalah bagian dari lelucon yang ia buat untuk membuat Tara kembali bahagia. Tara mengedarkan pandangan ke seluruh sudut ruangan, berharap ada Jo yang asli. “aku Jo Ra… segigih apapun kamu nunggu dia disini, dia gak kan datang, Jo itu Harry….”

Tara bangkit dari tempat duduknya dan berlari keluar, Harry berusaha mengejarnya namun sia-sia, ia harus berurusan dengan pelayan, ketika sampai di depan pintu restoran, ia sudah kehilangan jejak Tara.



Sesampainya di rumah, Tara langsung masuk ke kamarnya, mengunci pintu dan melemparkan tubuhnya ke kasur serta menenggelamkan wajahnya di bantal, Tara menangis sejadi-jadinya. Niall… pulaaaaaaaang bisiknya lirih di tengah-tengah tangisannya.

Aku cuma mau kamu Niall, aku gak mau Zayn, aku gak mau Harry, bahkan aku gak mau Louis… aku mau kamu pulaaaaaang…. Aku capek kaya gini terus, aku capek ngadepin semuanya sendirian, capek…..
Kamu kemanaaa………
Sekarang aku bingung, aku gak tau aku harus ngapain Niall… mana kamu yang dulu, yang selalu ada tiap aku nangis, yang selalu bisa bikin tenang, bisa bikin aku nyaman…
Aku kangen kamu….. jangan pergi Niall, aku butuh kamu……
Kasih tau ke mereka Niall, aku cuma mau kamu..

Tiba-tiba Tara berhenti menangis, ia menghapus air matanya dan mengambil handphone, ia mencari nama Witha dan segera menghubunginya. “Thaaaa kamu ada di rumah kan?” “iyaaa makanya aku mau ke rumah kamu bisa? Aku mau cerita withaaa aku gak tau lagi mau kemana, ini nyesek banget hehe” “iya yaudah tunggu ya, makasi withaa”. Setelah sambungan terputus, Tara bergegas keluar menuju rumah Witha.  Ketika witha membuka pintu rumahnya, ia mendapati Tara yang menyunggingkan senyum lebarnya, dengan mata yang sembap, witha tau senyum temannya itu dipenuhi kepalsuan, sehingga witha hanya memasang wajah datar, kemudian witha langsung menarik Tara dalam pelukannya.

Hening sesaat, tapi sejurus kemudian terdengar isak tangis Tara, gadis itu juga semakin mengeratkan pelukannya dengan witha. kemudia mereka masuk ke kamar witha, disitu Tara menumpahkan segalanya, segalanya. Segalanya yang ia rasa, segalanya yang membuat ia sedih. Louis, Zayn.. dan sekarang Harry, di sisi lain, hatinya tetap menyimpan rapi-rapi ukiran nama “Niall”. “aku capek tha, aku capek…….. aku cuma mau niall, bukan mereka…. Aku pusing……aku capek, aku mau masalah aku selesai, bukan nambah….” Ucap Tara masih dalam dalam isakan tangisnya ketika ia tiba-tiba saja memeluk witha. badannya berguncang, ia menangis sesenggukan. Witha, sedari tadi hanya mendengarkan dan mencoba memahami segalanya, meskipun ia sebenarnya sudah tau tanpa perlu Tara beri tahu.

“dengerin aku ya Tara yang yang cantik, yang cengeng…” ucap witha seraya melepaskan pelukannya dari Tara. “sebenernya, deep down….. yg kamu pikirin itu bukan Zayn, Louis, Harry… nggak.. tapi kamu mikirin Niall, cuma Niall… yakan? Kamu Cuma pengen dia balik, karena dengan dia balik, kamu yakin segalanya akan membaik, yakan say? Kamu sayang banget sama Niall, kangen bangetbangetbanget sama dia. Yakan? Dan kamu benci, kenapa louiszaynharry.. sementara yg kamu mau, cuma niall.. aku ngerti sayang, aku ngerti posisi kamu… duduuu orang mah seneng Ra kalo disukain sm boiben terkenal, kamu malah nangis hahaha”  “iiiiih witha maaaaahhh ngledek aja nih haha” balas Tara, ia mulai tersenyum. “iya nih, aku kangen, banget, sama Niall……” “aku percaya dia balik kok, aku percaya dia sayang sama kamu.. aku yang bukan siapa-siapanya aja percaya, kamu percaya kan” tanya witha. “iyah hehe aaaaaaa witha makasihhhhh” jawab Tara seraya memeluk witha kembali. “dah, aku ambil makanan deh ya, orang abis nangis biasanya laper tuh aku tau banget haha”  “iiih witha haha tau aja, yaudah sana hehe”

Sambil menunggu kedatangan witha, Tara melihat-lhat sekeliling kamar witha, dekorasinya……. 

Witha… hihi dia ternyata directioner juga kaya aku haha tapi paling mendominasi itu poster zayn kok yah…dikasih lopelope lagi disekeliling gambarnya haha suka mungkin

“naaaahhh yaaaaa kamu suka sama Zayn yaaaa?” sambar Tara dengan tatapan menggodanya ketika witha memasuki kamarnya kembali. “hah? Haha kamu ini gimana sih, aku sama kamu sama aja, directioner hehe” “iya sama… cuma bedanya, aku Niall, kamu Zayn, yakan yakaaaan? Kamu mah ga pernah cerita, jaat” “iiiihaha ngga kok, aku cuma satu dari jutaan fansnya dia aja…..” ekspresi witha seketika berubah. Tara kemudian menghampirinya, ia rasa ia mengerti. Tara memeluk witha dan berbisik “kamu juga tau kan….. dulu aku cuma satu dari jutaan fansnya Niall” ia melepasnya dan menyunggingkan seulas senyum. Witha pun turut tersenyum “makasih Tara……”

No comments:

Post a Comment